Quantcast
Channel: Berita – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Viewing all articles
Browse latest Browse all 811

Prodi Ekonomi Islam dan KSEI CIES FEB UB Adakan Seminar Internasional dalam Rangkaian Acara Sharia Economics Event Southeast Asia

$
0
0

Bertempat di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya, telah berlangsung salah satu rangkaian dari acara Sharia Economics Event Southeast Asia (SEVENTSEAS), yaitu Seminar Internasional dengan grand themaFinancial Technology For Islamic Economic Development”. Acara Seminar Internasional sendiri berlangsung pada Sabtu (18/10/2017) setelah dua hari sebelumnya diadakan Technical Meeting dan presentasi lomba Business Plan dan Call for Paper tingkat nasional. Seminar Internasional SEVENTSEAS mengundang empat pemateri yang berasal dari Indonesia dan Malaysia, yaitu Azleena Idris (Project Expert from International Monetary Fund and Head of Legal Kuwait Finance House Malaysia), Ronald Yusuf Wijaya (Co-Founder and CEO Kapitalboost dan EthisCrowd), Bari Arijono (Chairman of Indonesian Association of Digital Entrepreneurs),  dan Muhammad Junaedi (Campaign Support Manager of Kitabisa.com).

Seminar Internasional SEVENTSEAS dihadiri oleh lebih dari 300 orang yang tidak hanya berasal dari mahasiswa jurusan Ekonomi Islam FEB UB, tetapi juga dari finalis lomba yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia dan umum. Acara diawali dengan tarian dan pembacaan tilawah. Setelah itu sambutan-sambutan dari Ikhsan Dwi Cahyo (Ketua Pelaksana), Agung Wicaksono (Ketua CIES FEB UB), dan Arif Hoetoro, SE., MT., Ph.D (PKEBI) dan dibuka secara simbolis dengan pemukulan gong oleh Dr. Iswan Noor, SE., ME selaku ketua Prodi Ekonomi Islam FEB UB.

Dalam acara Seminar Internasional SEVENTSEAS telah diumumkan juara lomba Business Plan dan Call for Paper. Juara 1 lomba Business Plan diraih oleh Universitas Airlangga, juara 2 oleh Universitas Indonesia, dan juara 3 oleh Universitas Sumatera Utara. Sedangkan juara 1 lomba Call for Paper diraih oleh Institut Pertanian Bogor, Juara 2 oleh Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, dan juara 3 oleh Universitas Gunadharma.

Di dunia, terdapat 103 FinTech islami yang tersebar di 28 negara. “Berdasarkan penelitian, negara yang paling banyak memiliki usaha FinTech adalah Malaysia”kata Azleena Idris dalam bahasa Inggris. Dan dari keseleurhan FinTech, 36 diantaranya ada di bidang crowdfunding. Cowdfunding sendiri memiliki konsep yaitu menggunakan internet untuk mengumpulkan dana untuk tujuan tertentu dan memiliki empat variasi, diantaranya Donation, Reward, Profit-Sharing, dan Equity. “Ibaratnya jika di Indonesia, crowdfunding adalah patungan”kata Ronald Yusuf Wijaya.

Bari Arijono mengungkapkan bahwa FinTech memiliki dua dampak sosial yaitu memberantas kemiskinan dan korupsi. “Kita butuh banyak FinTech di Indonesia”katanya. Materi terakhir disampaikan oleh Muhammad Junaedi tentang Kitabisa.com sebagai salah satu platform FinTech yang sangat booming keberadaannya di Indonesia.

Acara Seminar Internasional SEVENTSEAS berlangsung sangat baik dan mengundang antusiasme yang tinggi dari pesertanya. “Kalau gagal, jangan takut mencoba lagi, yakinlah bahwa gagal ini merupakan proses dan modal untuk menuju keberhasilan”tutur Ronald saat dimintai kata-kata motivasi bagi yang mau memulai bisnis di bidang FinTech. (fiki)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 811

Trending Articles