Kamis (10/12), Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan tiga Guru Besar yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB). Upacara pengukuhan dilakasanakan di depan rapat terbuka Senat UB bertempat di gedung Widyaloka. Prosesi pengukuhan tersebut dipimpin oleh Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S. yang juga menjabat sebagai Ketua Senat. Ketiga Guru Besar yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Khusnul Ashar, S.E., M.A., Prof. Dr. Ghozali Maski, S.E., M.S. serta Prof. Gugus Irianto, S.E., M.S.A., Ph.D., Ak.
Dalam upacara tersebut, Prof. Dr. Khusnul Ashar, S.E., M.A. membawakan orasi ilmiah dengan judul “Penanggulangan Kemiskinan melalui Lembaga Keuangan Mikro Berwatak Social Entrepreneur“. Sementara Prof. Dr. Ghozali Maski, S.E., M.S. membawakan orasi ilmiah dengan judul “Asosiasi Timbal Balik Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia“. Kemudian Prof. Gugus Irianto S.E., M.S.A., Ph.D., Ak. membawakan orasi ilmiah yang berjudul “Spirit Profetik, Akuntan, dan Pencegahan Fraud”.
Guru besar merupakan gelar akademik tertinggi yang diberikan kepada seorang tenaga pendidik, karena jasanya yang telah bergelut dalam dunia pendidikan. Berkat jasa-jasanya yang sangat besar tersebut, sehingga mereka dianugerahi nama Guru Besar. Mereka bukan hanya berjasa pada institusi pendidikan, akan tetapi juga kepada masyarakat, negara, bahkan dunia. Guru Besar juga memegang tanggung jawab yang sangat besar, mereka bukan sekedar diwajibkan untuk mendidik dan melakukan penelitian semata, namun lebih dari pada itu. Mereka diwajibkan untuk menyumbangkan tenaga serta pikiran mereka kapanpun dan dimanapun untuk kemajuan bangsa.
Proses untuk menjadi seorang Guru Besar bukanlah perjalanan yang singkat dan mudah. Banyak sekali tantangan serta ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi, seperti mengajar, penelitian dan karya ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat dan negara. Bahkan setelah dikukuhkan, perjalanan untuk terus bergelut dalam dunia pendidikan tidak berhenti disitu, tanggung jawab baru terus berdatangan dan menanti untuk diselesaikan. Terutama harus menjadi leader dalam bidang akademis dan menjadi teladan dalam hal integritas serta menjadi publik figur dan panutan yang baik dalam hal apapun. (feb/azm)