Quantcast
Channel: Berita – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Viewing all 811 articles
Browse latest View live

Muslim Entrepreneur Club FEB UB

$
0
0

Muslim Entrepreneur Club atau yang disingkat MEC ini adalah kegiatan seminar bertaraf nasional yang menghadirkan praktisi pengusaha muslim sesuai syariat Islam dalam menjalankan usahanya dan konsultan usaha syariah. Maksud dan tujuan dari acara ini yaitu sebagai sarana edukasi wirausaha sesuai syariat Islam dan menumbuhkan jiwa Entrepreneur sesuai syariat Islam khususnya bagi mahasiswa yang nantinya dapat memberikan manfat bagi kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Karena pada dasarnya mahasiswa adalah agen penggerak perubahan di negeri ini yang akan memegang estafet kepemimpinan di masa mendatang. Sedangkan sasarannya, yaitu mahasiswa dalam lingkup nasional, khususnya mahasiswa FEB UB.  Acara ini diselenggarakan oleh Forum Studi Islam dan Lingkungan (FORSTILLING) dan Center for Islamic Economic Studies (CIES) dengan mengangkat teman “Self Empowerment to Reach Wealthiness under Islamic Guidance”.

          MEC akan dilaksanakan pada Hari Sabtu , 5 Mei 2018 dan bertempat di Aula Gedung F lantai 7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Acara ini akan dimulai pukul 08.00 – 14.25. Nantinya akan dibagi menjadi 2 sesi, yakni sesi 1 pukul 09.00 – 11.00 dengan pemateri praktisi pengusaha yang dalam menjalankan usahanya sesuai syariat Islam dan sesi 2 pukul 12.30 – 14.15 dengan pemateri seorang konsultan usaha syariah. Untuk pendaftaran pesertanya dimulai sejak harI Kamis, 26 Mei 2018 hingga Kamis, 3 Mei 2018 di basement FEB UB dan secara online.

          Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi

  1. Kandik Mushaf (085740975024/kandik_khan)
  2. Muchammad Alba (085889533575/ alba521)
  3. Nazila Putri (083835394540/ _nazilaa)

SHARIA ECONOMIC LEARNING FORUM XV (SELF XV) 2018

$
0
0

Sharia Economic Learning forum XV (SELF XV) 2018 merupakan salah satu perlombaan yang di selenggarakan di Universitas undayana yang bertujuan untuk  Membumikan nilai-nilai ekonomi di era digital dengan cara memberikan informasi dan meningkatkan pemahaman mengenai ekonomi yang adil dan seimbang bagi masyarakat umumnya, akademisi dan praktisi ekonomi khususnya.Ini merupakan suatu kegiatan perlombaan kepenulisan karya tulis ilmiah bertaraf nasional.

Sharia Economic Learning Forum (SELF) XV 2018 merupakan kegiatan dengan target

peserta mahasiswa seluruh Indonesia dan umum. Tema dari acara ini adalah “Peluang Dan

Tantangan Ekonomi Indonesia Di Era Digital”, dan memiliki bentuk kegiatan diantaranya:

  1. Call For Paper

   Penyisihan Paper Masing-masing tim menghasilkan sebuah paper berkaitan dengan

tema umum yang telah terspesifikasi dalam beberapa sub bidang batasan, yakni:

  1. Ekonomi
  2. Teknologi
  3. Social budaya
  4. Seminar

   Seminar yang akan diselenggarakan berupa talkshow interaktif. Talkshow yang akan

dibawakan oleh Hadi Kuncoro (Staff Ahli Kemenkeu), Riyeke Ustadiyanto ( Founder iPaymu) dan Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA (Ketua Baznas Pusat) sebagai pembicara dalam acara Sharia Economic Learning Forum XV yang pada kesempaan tahun ini mengusung tema “Peluang Dan Tantangan Ekonomi Indonesia Di Era Digital” . Melihat latar belakang dari tema acara kami yakni mengenai seberapa besar tantangan yang dihadapi Indonesia pada era global.

   Berdasarkan letter of acceptance (Self) XV 2018 serta hasil penilaian secara akurat oleh tim juri dan panitia Sharia Economic Lerning Forum XV 2018 dengan memperhatikan aspek-aspek dan bobot sesuai dengan kriteria yang ada. Maka dengan ini kami selaku panitia menyatakan bahwa anggota rim yang berasal dari Fakultas ekonomi dan Bisnis Universtas Brawijaya lolos tahap penilaian paper dan berhak melaju ke tahap Grand Final & Paper Presentation yang diselenggarakan pada tanggal 27 April 2018 di Hotel Neo Denpasar, Bali. Berikut daftar nama tim dan anggota yang lolos lomba Karya Tulis Ilmiah Sharia Economic Learning Forum XV 2018 :

  1. Febrini Khoirunnisa Imron 165020507111003
  2. Alfin Zabnabil 165020500111019
  3. Dini Amalia 165020100111006

   Rangkaian kegiatan SELF XV 2018 ini dilaksanakan selama tiga hari.Pertama pada tanggal Kamis, 26 April 2018  Akan diadakan serangkaian Technical Meeting dimulai dari jam 08.00 WITA sampai 20.00 WITA di Hotel Neo Denpasar.Di hari kedua jumat, 27 April 2018 akan diadakan persentasi oleh para finalis dan selanjutnya dilanjutkan dengan study case yang akan dimulai jam 07.00 sampai jam  21.00 WITA Bertempat di Ruang Meeting Hotel Neo Denpasar. Dihari ketiga Sabtu, 28 April 2018 akan diadakan acara Fieldtrip dari jam 07.00 – 20.30 WITA di Destinasi Wisata sekitar Bali  . Terakhir  Minggu, 29 April 2018 adalah rangakaian seminar dan pengumuman finalis dari jam 09.00 sampai 14.25 WITA di Hotel Neo Denpasar.

   Kami berharap semoga kegiatan “Sharia Economic Learning Forum (SELF) XV 2018” ini mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan perekonomian Indonesia menuju pemerataan keadilan, kesejateraan dan mendapat nilai lebih di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Atas perhatian dan kerja sama seluruh pihak yang mendukung kesuksesan kegiatan ini,dan membawa hasil sebagai juara yang dapat membawa perubahan bagi perekonomian islam diIndonesia .

UNYSEF (UNY Scientific Fair)

$
0
0

UNYSEF (UNY Scientific Fair) adalah kompetisi ilmiah yang diadakan oleh UKM Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta yang terdiri dari dua kegiatan, yaitu Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional dan Seminar Nasional Pendidikan. Acara ini diadakan dalam rangka memeriahkan Dies Natalis. Dengan diadakannya UNYSEF, diharapkan banyak buah pemikiran anak bangsa dapat tersampaikan dalam sebuah karya yang selanjutnya ter aplikasikan kepada masyarakat umum, sehingga tujuannya dapat dilakukan dengan tepat. Acara ini juga diharapkan dapat memicu kreativitas mahasiswa untuk berkarya menemukan solusi dalam memecahkan berbagai problematika bangsa Indonesia kini dan nanti. Manfaatnya dari agenda ini adalah terbentuknya generasi muda Indonesia yang berkualitas dan memiliki karakter yang kuat khususnya dalam bidang Ilmu pengetahuan demi masa depan bangsa yang lebih baik.

UNYSEF dilaksanakan pada tanggal 26 – 28 April 2018, dengan susunan acaranya yaitu pada hari pertama (kamis) dilaksanakan Technical Metting, hari kedua (Jumat) ada presentasi dan field trip, dan hari terakhir (sabtu) dilakukan seminar nasional. UNYSEF 2018 mengangkat tema “Optimalisasi Peran Pemuda dalam Mengembangkan SDM dan SDA Guna Mewujudkan Indonesia Mandiri”. Dengan Sub. Tema, Kesehatan, Ekonomi Kreatif, Pendidikan berkualitas, Sosial Budaya, Teknologi dan Energi, dan Lingkungan.

Forum Mahasiswa Ekonomi Malang (FMEM) di FEB UB

$
0
0

Forum Mahasiswa Ekonomi Malang  (FMEM) adalah program kerja Departemen Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (BEM FEB UB) Kabinet Dedikasi Harmoni. Forum Mahasiswa Ekonomi Malang (FMEM) merupakan forum yang bertujuan untuk membangun kekuatan melalui elaborasi dan kolaborasi dengan universitas lain di malang raya agar dapat melakukan kontribusi solutif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada lingkup regional (Malang Raya).

            Forum Mahasiswa Ekonomi Malang  (FMEM) akan melakukan temu fisik yang berupa diskusi terbuka, seminar, atau temu ilmiah yang dihadiri oleh narasumber yang berkompeten dibidangnya. Adapun Universitas yang tergabung adalah mahasiswa ekonomi dari Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Widyagama, Universitas Merdeka Malang, Universitas Wisnuwardhana, Universitas Islam Malang, Universitas Kanjuruhan Malang, Universitas Ma Chung, dan Universitas Katolik Widyakarya untuk membahas masalah perekonomian di Malang Raya.

            Temu fisik Forum Mahasiswa Ekonomi Malang nantinya akan diadakan tiga kali yaitu pada  8 Mei 2018 dilaksanakan di Universitas Islam Malang, 15 September dan 14 November 2018 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Harapannya Forum Mahasiswa Ekonomi Malang (FMEM) ini dapat tercipta spirit kolaborasi yang baik dengan pemerintah regional, dan hubungan diplomatik yang sustainable dengan universitas di Malang Raya.

Sidang Yudisium Semester Genap 2017/2018 FEB UB, 7 Mahasiswa Sandang Predikat “Dengan Pujian”

$
0
0

Malang – Kamis (26/4) telah berlangsung Sidang Yudisium oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya di Ruang Sidang Utama Gedung Dekanat lantai 2. Sidang ini diikuti oleh 43 mahasiswa yang berasal dari jurusan Ilmu Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FEB UB, Drs Nurkholis, M.Buss., Ak., Ph.D. “Dipundak Anda ada beban yang tidak ringan, karena Anda sebagai sarjana akan dipandang oleh masyarakat sebagai kaum intelektual, keberadaan Anda di masyarakat diharapkan mampu memberikan kontribusi dan menawarkan solusi untuk permaslaahan masyarakat”paparnya.

Dalam sidang yudisium ini terdapat tujuh mahasiswa yang lulus dengan menyandang predikat “Dengan Pujian”.  Jumlah mahasiswa yang menyandang peredikat tersebut yakni satu dari sembilan mahasiswa dari Ilmu Ekonomi, empat dari 24 mahasiswa Manajamen, dan dua dari 10 mahasiswa Akuntansi.

Mereka adalah Nanda Hikmatul Aulia (Ilmu Ekonomi 2014), Betari Ayu Kumala Sari Dewi (Manajmen 2014), Indah Permata Sari (Manajemen 2014), Pradipto Bhaskoro Susilo Budiman (Manajemen 2014), Regina Yusi Ananda (Manajemen 2014), Vita Nur Fadhilah (Akuntansi 2013) dan Heidi Armani (Akunatnsi 2014).

FEB UB KENALKAN BIG DATA KEPADA MAHASISWA

$
0
0

MALANG – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya kembali mengadakan seminar nasional yang bertajuk  “Machine Learning and Big Data Approach To Making Business Decision”. Seminar ini diselenggarkan atas kerjasama dari International Undergraduate Program (IUP) FEB UB dan International Economic and Banking Society Studies (IEBSS). Seminar yang diselenggarakan di Aula Gedung F lantai 7 ini, mengadirkan Ibu Dinita Andriani Putri dan Bapak Indra Lukas Tjahaja sebagai keynote speaker. Kegiatan ini pun tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa dari FEB UB saja. Tetapi ada juga mahasiswa dari fakultas lain, seperti FMIPA UB dan FILKOM UB yang mempunyai ketertarikan dengan fenomena big data.

Acara pun dimulai tepat pada pukul 8.00 WIB. Diawali dengan pemaparan materi oleh Ibu Dinita, yang menjelaskan tentang fenomena big data yang sudah menyentuh berbagai sisi kehidupan masyarakat. Menurut beliau, fenomena ini bukanlah suatu hal yang baru, karena big data sendiri sudah muncul sejak tahun 1950-an. Hanya saja kalangan akademisi baru menyentuh ranah ini pada beberapa tahun kebelakang. Bahkan berbagai perusahan besar yang ada didunia pun sudah memberikan perhatian lebih terhadap big data. Seperti Microsoft yang rela berinvestasi jutaan US Dollar guna mengembangkan infrastruktur bawah air untuk menunjang big data. “Hal ini menjadi bukti, bahwa big data sudah memegang peranan penting dalam operasional perusahaan”, ujar Ibu Dinita. Kemudian, era big data sendiri sudah berkembang dengan dikenalnya konsep-konsep baru seperti Machine Learning, Artificial Intelligence (AI), dan Deep Learning. “ Pada zaman sekarang, ketika kita berolahraga, jalan-jalan, bahkan saat menyisir rambut pun, itu sudah menjadi bagian dari data”, imbuhnya.

Kemudian, pada sesi dua, materi dibawakan oleh Bapak Indra Lukas yang memaparkan tentang perkembangan data di era Internet 4.0. Menurut beliau, pada era tersebut, yang menjadi fokus utama ialah otomatisasi diberbagai bidang dan kemunculan start up berbasis teknologi. “ Segala sesuatu yang masih manual, yang membutuhkan proses lama, harus mengantri, akan tergerus dengan otomatisasi ini”, ujar beliau. Dalam sesinya, Bapak Indra Lukas juga sempat menunjukkan video yang menceritakan tentang otomatisasi dibidang retail. Menurut beliau, kedepannya kegiatan berbelanja di supermarket, tidak lagi memerlukan jasa kasir yang harus membuat konsumen mengantri. “Kamu tinggal ambil barang yang kamu mau, kemudian ada komputer yang menggunakan face recognition akan menganalisis barang yang kamu ambil, dan tagihan akan disampaikan ke rekening bankmu”,  ujar Bapak Indra. Lalu beliau juga membahas tentang prospek karir bagi mahasiswa pada era Internet 4.0. Menurut beliau, setelah lulus, mahasiswa akan dihadapkan pada dua macam pilihan, yaitu berkarya di perusahaan dan menguasai satu ilmu yang spesifik atau mendirikan start up baru dan mengusasi banyak bidang ilmu. “Tetapi pesan saya ialah jangan pernah berhenti belajar dan berinovasi. Karena keilmuan itu semakin berkembang setiap harinya.  Ilmu yang kamu pelajari sekarang, hanya cocok untuk masa sekarang saja. 10 tahun kedepan, bisa saja ilmu itu sudah usang dan tidak match lagi untuk diterapkan”, pungkasnya.

Tim EDC-G Meraih Juara 1 di Kompetisi Dance Cover Korean Festival “Winter Sonata” 2018

$
0
0

Economic Dance Club (EDC) FEB UB kembali membanggakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Tim Dance Cover EDC-G yang beranggotakan Farradina Ike W (Manajemen 2014), Reska Mayasari (Manajemen 2014), Mutiara Ayu M (Ilmu Ekonomi 2014), Bait Safira N. A (Ilmu Ekonomi 2015), Zahro Lasarik (Manajemen 2015), Claudinia C (Manajemen 2015), Alifia Rahayu L (Kewirausahaan 2016), dan Aulia Yuninda S (Akuntansi 2016) berhasil membawa pulang gelar juara 1 kategori K-Pop Dance Cover di Korean Festival “Winter Sonata” 2018 yang diadakan pada tanggal 22 April 2018.

Korean Festival (K-Fest) 2018 yang mengusung tema Winter Sonata ini diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa ITS Foreign Language Society (IFLS) dengan kategori lomba K-Pop Dance Cover, K-Pop Sing Cover, K-Pop Idol look a Like, Fanfiction Competition, dan lain-lain. Kegiatan Korean Festival “Winter Sonata” 2018 ini diadakan di BG Junction Surabaya.

Salah satu anggota EDC-G, Zahro Lasarik yang akrab disapa Zahro mengatakan “Eventnya tergolong besar, juri yang didatangkan merupakan pemilik dance cover nomor satu di Indonesia, sehingga dapat dijadikan salah satu masukan buat tim dance cover dari EDC-G serta branding EDC sekaligus Fakultas Ekonomi dan Bisnis.” Korean Festival 2018 ini merupakan kompetisi terbesar kedua yang diikuti oleh EDC-G setelah kompetisi Dance Cover Internasional, Oran.C K-Pop Dance Stars 2018 kemarin.

“Senang sekali, tidak menyangka mendapat juara 1 mengingat dari segi tim pesaing penampilannya bagus-bagus, dan dari segi juri adalah pemilik tim dance cover nomor satu di Indonesia, sehingga otomatis standar penilaian tinggi.” Ungkap Zahro ketika ditanya mengenai kesan setelah timnya berhasil meraih gelar juara 1 untuk kategori Dance Cover. “Hard work beats talent whent talent doesn’t work hard. Untuk mencapai suatu keberhasilan yang harus dilakukan adalah bekerja keras, karena usaha tidak pernah mengkhianati haisl. Selain itu jangan mudah puas atas sebuah pencapaian, trus semangat untuk bekerja keras dan menghasilkan pencapaian baru yang lebih tinggi.” Tambahnya.

Victory Through Harmony, Management League 2018

$
0
0

 

Management League merupakan program kerja tahunan Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM). Management League 2018 mengangkat tagline Victory Through Harmony, dengan mengangkat nilai Kompetitif, Kebersamaan dan Kerjasama tim. Management League 2018 diharapkan mampu menjadi wadah bagi mahasiswa S1 jurusan Manajemen untuk menyalurkan bakat khususnya di bidang olah raga, dan mampu merekatkan mahasiswa jurusan Manajemen antar angkatan dan bersaing secara kompetitif, menjunjung tinggi rasa kebersamaan dengan kerjasama tim yang baik.

Sedikit berbeda dari tahun lalu, tahun ini Management League 2018 memperlombakan 4 cabang lomba, antaralain Badminton, Basket, Futsal dan E-Sport Fifa 18. Dengan mengusung sistem semi liga untuk cabor futsal dan basket, sistem liga untuk cabor badminton, dan sistem knockout untuk Fifa 18. Management League 2018 diselenggarakan mulai tanggal 21 April hingga 29 April 2018 bertempat di GOR Tombro untuk cabor badminton, Zona SM Futsal untuk cabor futsal, Lapangan Mardiwiyata untuk cabor basket dan Amuza untuk perlombaan Fifa 18.

Pemenang dari masing-masing cabor antaralain:

Cabang Fifa 18

Juara 1: Andika Azra (Manajemen 2017)

Juara 2: Dea Widya (Manajemen 2015)

Juara 3: Bangkit D (Manajemen 2015)

Cabang Badminton

Juara 1: Mabelas (Manajemen 2015)

Juara 2: BBB team (Manajemen 2016)

Cabang Futsal

Juara 1: MALIGA FC (Manajemen 2015)

Juara 2: Manajemen 14A (Manajemen 2014)

Juara 3: Case N Fair (Manajemen 2016)

Cabang Basket

Juara 1: Ancuk (Manajemen 2014)

Juara 2: Nankatsu (Manajemen 2016)


DIY HMJM FEB UB: Healthy Food for Better Life

$
0
0

Malang – Pada tanggal 28 dan 29 April 2018 tepatnya hari Sabtu dan Minggu tengah berlangsung acara DIY yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen di Lowcal Kitchen & Salad Malang. Acara ini merupakan salah satu kegiatan yang diadakan oleh Departemen Entrepreneur & Networking dengan tujuan untuk mengenalkan bisnis makanan sehat dan arti penting makanan sehat itu sendiri.

Dewasa ini, makanan cepat saji dapat ditemukan dengan mudah. Namun, berdasarkan hasil penelitian, terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena itulah, HMJM mengadakan kegiatan ini. Untuk mensosialisasikan betapa pentingnya makanan sehat. “Apa yang kamu makan hari ini ialah investasimu untuk kesehatan di masa depan” ujar Bu Yessica Hartana selaku pemilik Lowcal Kitchen & Salad. Lowcal Kitchen & Salad ialah salah satu tempat yang menyajikan salad dan makanan sehat lainnya.

Setelah kata sambutan dari pemilik Lowcal Kitchen & Salad, para peserta juga diperbolehkan untuk mengolah sendiri makanannya dan didampingi oleh 2 orang chef dari Lowcal. Pada hari Sabtu, para peserta diajak untuk membuat Avocado Strawberry Salad with Poppy Seed dan Coconut Panna Cotta with Fresh Berries. Avocado Strawberry Salad hampir sama dengan salad pada umumnya namun ada tambahan alpukat dan strawberry serta biji wijen sedangkan Panna Cotta ialah dessert yang berasal dari Italia.

Dan pada hari Minggu, para peserta diajarkan membuat hidangan utamanya yaitu Grilled Dory with Lemon Sauce yaitu berupa ikan yang dipanggang dan diolesi saus lemon. “Kami para panitia sangat berharap teman-teman menikmati acara ini dan dapat diimplementasikan di kehidupan sehari-hari” ujar Rana Athifah Achyar selaku Ketua Pelaksana acara ini.

Independensi Bank Indonesia

$
0
0

PELEMAHAN kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuka babak baru yang dapat membuat perekonomian Indonesia berada pada masa yang genting. Depresiasi nilai tukar tidak hanya dialami Indonesia sendirian. Karena berkat kenaikan yield UST (suku bunga obligasi negara AS) hingga mencapai 3,03% (tertinggi sejak 2013), kini telah terjadi depresiasi serentak hampir di semua mata uang dunia.

Selain itu didorong faktor musiman permintaan valuta asing (valas) yang meningkat pada kuartal II/2018, antara lain untuk keperluan pembayaran utang luar negeri dan pembiayaan impor serta dividen. Perlahan tapi pasti kurs rupiah kian mendekati kisaran Rp14.000 per USD. Secara month to date (mtd) hingga 27 April 2018, kurs rupiah termasuk mengalami depresiasi yang paling dalam jika dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.

Berdasarkan data situs Bloomberg, nilai tukar rupiah merosot hingga 1,2% terhadap dolar AS (mtd), lebih tinggi daripada Bath Thailand (-1,09%) dan Dollar Singapura (-0,92%). Nasib kita hanya sedikit lebih baik dari ringgit Malaysia yang mengalami depresiasi hingga 1,45%. Adapun Peso Filipina pada akhirnya berhasil mengalami apresiasi 0,56%.

Situasi ini tentu perlu segera ditindaklanjuti agar pergerakan dan dampaknya tidak banyak mengganggu stabilitas perekonomian nasional. Bank Indonesia (BI) selaku pemangku kebijakan moneter sudah berjuang melakukan tindakan kuratif agar kurs rupiah tidak kian terjerembab. Setidaknya BI sudah melakukan operasi pasar valas dan stabilisasi surat utang negara (SUN) untuk menguji volatilitas rupiah yang cepat dan kurang terkendali.

Jika langkah ini kurang moderat, BI kabarnya akan menyiapkan second line of defence melalui kerja sama kurs melalui bilateral swap agreement (BSA) dan bilateral currency swap agreement (CSA). Kerja sama ini dilakukan dengan beberapa negara seperti yang sudah dilakukan bersama Jepang sebesar USD22,7 miliar lewat Chiang Mai Initiative Multilateralization Agreement serta beberapa negara ASEAN dan non-ASEAN lainnya (seperti Korea Selatan dan Australia). Pola bilateral ini ditujukan untuk mengoordinasikan kepentingan agar tekanan perdagangan dan risiko geopolitik bisa teratasi.

Akan tetapi BI tidak bisa semata-mata sekadar menggelontorkan cadangan devisa kita untuk menyelamatkan kurs rupiah. Karena hingga saat ini belum diketahui letak ujung tali di mana volatilitas akan berakhir (lebih stabil) sehingga perlu ada kebijakan yang lebih moderat lagi mengingat dampaknya tidak hanya memangsa stabilitas di lingkungan moneter, melainkan juga turut berdampak di sektor riil.

Dampak yang pertama akan menyasar ke psikologis pasar domestik yang mungkin tidak cukup pede lantaran nilai tukar kita sedang melemah. Daya saing perekonomian nasional masih sangat dipengaruhi faktor eksternal lantaran posisi kita masih sebatas sebagai negara small open economy.

Mungkin satu keuntungan bisa kita dapatkan atas “derita” depresiasi rupiah adalah meningkatnya daya saing ekspor, karena harga internasional produk nasional menjadi lebih murah dari sebelumnya. Akan tetapi peluang tersembunyi tersebut tidak bisa kita simpulkan secara parsial. Karena daya saing kita juga terhambat dengan cost logistic yang masih tinggi, serta penggunaan teknologi informasi yang terbatas dan kurang merata dibandingkan negara-negara lainnya.

Potensi dampak yang kedua mendukung asumsi dampak yang pertama, yakni terkait kemungkinan akan terjadinya inflasi, khususnya bagi produk-produk yang menggantungkan distribusi impor untuk mencukupi kebutuhan bahan baku dan barang penolong produksi. Struktur impor kita dalam kurun waktu Januari–Maret 2018 masih didominasi pemenuhan pasokan bahan baku/penolong hingga mencapai 74,69% dari total impor.

Adapun untuk barang konsumsi dan barang modal masing-masing hanya mencapai 8,97% dan 16,34% dari total impor (BPS, 2018). Inflasi akibat depresiasi rupiah disebut sebagai fenomena cost push inflation karena menyebabkan harga beli menjadi lebih mahal dibandingkan masa sebelumnya.

Fenomena ini mungkin lebih dapat dikendalikan jika saja sudah terwujud upaya substitusi impor, hingga bahkan sangat mungkin memberikan keuntungan terhadap peluang kenaikan ekspor barang dan jasa Indonesia. Namun sayangnya harapan itu masih belum mampu dipenuhi. Jika tidak segera diantisipasi, produktivitas di sektor riil akan terhambat.

Fenomena cost push inflation tidak hanya berlaku untuk sektor industri. Sektor konsumsi juga perlu bersiap-siap berjibaku jika tidak ingin menjadi korban selanjutnya. Misalnya terkait dengan inflasi di komoditas pangan dan bahan makanan yang selama ini mengalami anomali.

Meskipun era Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhitung sukses menjaga tingkat inflasi umum di angka yang rendah, hal tersebut belum sampai menyentuh hingga ke kelompok komoditas bahan makanan serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Dalam tiga tahun terakhir, angka inflasi kelompok komoditas bahan makanan memiliki rata-rata inflasi sebesar 3,96% per tahun serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau rata-rata sebesar 5,30% per tahun.

Sedangkan inflasi umum kita hanya sebesar 3,33% per tahun (BPS, 2018). Penyebabnya selain karena tata niaga produk domestik yang belum efisien, juga ditengarai karena ketergantungan impor untuk menambal defisit pasar, termasuk di dalamnya impor beras, garam, gula, daging, kedelai, dan bahan makanan pokok lainnya.

Dampak yang ketiga terkait dengan stabilitas di lingkungan politik nasional. Saat ini berbagai isu sangat mudah merebak menjadi pergunjingan masyarakat. Ketika isu penggunaan tenaga kerja asing (TKA) belum sempat mereda, kini ditambahkan lagi dengan terjadinya gejolak nilai kurs rupiah.

Publik mulai ikut mengait-ngaitkan volatilitas nilai tukar rupiah dengan kemungkinan membengkaknya tanggungan utang luar negeri (ULN), baik yang dibebankan kepada pemerintah maupun swasta. Belum lagi jika depresiasi rupiah sudah mulai merambah pada kenaikan harga minyak dunia secara signifikan. Jika BI tidak segera bertindak secara cepat dan akurat, penulis khawatir stabilitas perekonomian kita akan segera bergejolak.

Tidak Bisa Sendirian
Dolar AS memang memiliki kekuatan secara politis karena “terpilih” menjadi acuan utama kurs dunia sehingga fluktuasi interaksi perdagangan barang dan jasa antarnegara akan sering kali mengikuti perkembangan perekonomian di Negeri Paman Sam. Perang dagang antara Tiongkok dan AS juga disinyalir segera berdampak kepada perekonomian nasional mengingat Tiongkok merupakan negara mitra perdagangan utama kita baik untuk aktivitas ekspor maupun impor.

Dalam triwulan I/2018 saja Tiongkok menampung sekitar 15,77% hasil ekspor dan menopang impor sekitar 27,30% Indonesia. Sehingga dengan kondisi eksternal yang ada, maka sangat mungkin kita akan terjebak pada ketidakpastian dan potensi “kebocoran” yang sangat besar, selama kelembagaan negara kita masih lemah.

Kendati menjaga stabilitas kurs rupiah merupakan tugas utama untuk BI, faktor-faktor pendorong perubahan nilai tukar bisa juga berasal dari kinerja sektor riil. Oleh karena itu BI tidak bisa dibiarkan bekerja sendirian. Pemerintah mau tidak mau harus ikut menopang upaya untuk mengapresiasi nilai tukar rupiah melalui rentetan kebijakan fiskal yang diembannya. Khususnya melalui penguatan kinerja ekspor-impor sektor riil yang sedikit banyak akan terpengaruh regulasi dan kebijakan belanja pemerintah.

Usaha yang pertama, operasi pasar valas melalui penjualan cadangan devisa masih menjadi opsi yang tercepat untuk menanggulangi gejolak kurs rupiah. Namun perlu tetap diwaspadai agar devisa kita tidak terkuras habis demi kepentingan jangka pendek meskipun itu sangat mendesak.

Opsi yang kedua yang mungkin bisa dilakukan BI adalah dengan meningkatkan suku bunga 7 days reverse repo rate (7DRR). Saat ini BI masih menahan kenaikan suku bunga 7DRR di angka 4,25% karena masih mengamati dinamika pasar kurs rupiah. Akan tetapi jika kondisinya belum membaik, maka BI perlu segera mengubah misalnya dari 4,25% menjadi 4,50%. Tujuan utamanya adalah agar investor luar negeri mau mengucurkan kembali modalnya ke Indonesia.

Akan tetapi langkah selanjutnya juga perlu dipertimbangkan. Karena kenaikan tingkat suku bunga bak buah simalakama, sebab akan memengaruhi paradigma masyarakat untuk memilih apakah menggunakan uangnya untuk deposit (menabung), ataukah menggelontorkan investasi di sektor riil.

Jika kenaikan suku bunga ini justru ikut melemahkan iklim investasi, maka eksistensi sektor perbankan dan sektor riil yang akan berada dalam ancaman. Sektor perbankan akan sulit mengeluarkan dananya melalui pasar kredit. Sementara itu sektor riil juga akan kesulitan menambah kapasitas modalnya seiring kenaikan beban bunga kredit yang harus ditanggungnya.

Usaha yang kedua, penulis lebih mengarahkan pada peran pemerintah sebagai penyeimbang kebijakan BI, sesuai dengan pola transmisi kebijakan yang selama ini dikembangkan antara otoritas kebijakan fiskal dan moneter.

Nah fokus tugas yang diemban pemerintah lebih banyak ditujukan untuk memperkuat kinerja di sektor riil dan ekspor-impor. Pemerintah dapat melakukan tugasnya dengan menciptakan atau memperluas kesempatan berkarya/bekerja, maupun menawarkan paket insentif dalam rangka meningkatkan kelancaran berusaha. Beberapa kebijakan alternatifnya, misalnya dengan mendorong skema perizinan yang lebih mudah dan murah untuk memangkas biaya birokrasi.

Selain itu paket insentif juga dapat diterapkan melalui skema perpajakan dan subsidi yang asimetris, untuk mendorong munculnya pengusaha-pengusaha muda agar terjun di lingkungan bisnis yang semakin disruptif. Dengan memasuki era revolusi industri jilid keempat (revolusi industri 4.0) yang cenderung powerfull dari sisi penggunaan teknologi informasi, keterlibatan para pemuda perlu dikembangkan karena karakternya yang lebih adaptif dan revolusioner.

Sedangkan inflasi umum kita hanya sebesar 3,33% per tahun (BPS, 2018). Penyebabnya selain karena tata niaga produk domestik yang belum efisien, juga ditengarai karena ketergantungan impor untuk menambal defisit pasar, termasuk di dalamnya impor beras, garam, gula, daging, kedelai, dan bahan makanan pokok lainnya.

Dampak yang ketiga terkait dengan stabilitas di lingkungan politik nasional. Saat ini berbagai isu sangat mudah merebak menjadi pergunjingan masyarakat. Ketika isu penggunaan tenaga kerja asing (TKA) belum sempat mereda, kini ditambahkan lagi dengan terjadinya gejolak nilai kurs rupiah.

Publik mulai ikut mengait-ngaitkan volatilitas nilai tukar rupiah dengan kemungkinan membengkaknya tanggungan utang luar negeri (ULN), baik yang dibebankan kepada pemerintah maupun swasta. Belum lagi jika depresiasi rupiah sudah mulai merambah pada kenaikan harga minyak dunia secara signifikan. Jika BI tidak segera bertindak secara cepat dan akurat, penulis khawatir stabilitas perekonomian kita akan segera bergejolak.

Tidak Bisa Sendirian
Dolar AS memang memiliki kekuatan secara politis karena “terpilih” menjadi acuan utama kurs dunia sehingga fluktuasi interaksi perdagangan barang dan jasa antarnegara akan sering kali mengikuti perkembangan perekonomian di Negeri Paman Sam. Perang dagang antara Tiongkok dan AS juga disinyalir segera berdampak kepada perekonomian nasional mengingat Tiongkok merupakan negara mitra perdagangan utama kita baik untuk aktivitas ekspor maupun impor.

Dalam triwulan I/2018 saja Tiongkok menampung sekitar 15,77% hasil ekspor dan menopang impor sekitar 27,30% Indonesia. Sehingga dengan kondisi eksternal yang ada, maka sangat mungkin kita akan terjebak pada ketidakpastian dan potensi “kebocoran” yang sangat besar, selama kelembagaan negara kita masih lemah.

Kendati menjaga stabilitas kurs rupiah merupakan tugas utama untuk BI, faktor-faktor pendorong perubahan nilai tukar bisa juga berasal dari kinerja sektor riil. Oleh karena itu BI tidak bisa dibiarkan bekerja sendirian. Pemerintah mau tidak mau harus ikut menopang upaya untuk mengapresiasi nilai tukar rupiah melalui rentetan kebijakan fiskal yang diembannya. Khususnya melalui penguatan kinerja ekspor-impor sektor riil yang sedikit banyak akan terpengaruh regulasi dan kebijakan belanja pemerintah.

Usaha yang pertama, operasi pasar valas melalui penjualan cadangan devisa masih menjadi opsi yang tercepat untuk menanggulangi gejolak kurs rupiah. Namun perlu tetap diwaspadai agar devisa kita tidak terkuras habis demi kepentingan jangka pendek meskipun itu sangat mendesak.

Opsi yang kedua yang mungkin bisa dilakukan BI adalah dengan meningkatkan suku bunga 7 days reverse repo rate (7DRR). Saat ini BI masih menahan kenaikan suku bunga 7DRR di angka 4,25% karena masih mengamati dinamika pasar kurs rupiah. Akan tetapi jika kondisinya belum membaik, maka BI perlu segera mengubah misalnya dari 4,25% menjadi 4,50%. Tujuan utamanya adalah agar investor luar negeri mau mengucurkan kembali modalnya ke Indonesia.

Akan tetapi langkah selanjutnya juga perlu dipertimbangkan. Karena kenaikan tingkat suku bunga bak buah simalakama, sebab akan memengaruhi paradigma masyarakat untuk memilih apakah menggunakan uangnya untuk deposit (menabung), ataukah menggelontorkan investasi di sektor riil.

Jika kenaikan suku bunga ini justru ikut melemahkan iklim investasi, maka eksistensi sektor perbankan dan sektor riil yang akan berada dalam ancaman. Sektor perbankan akan sulit mengeluarkan dananya melalui pasar kredit. Sementara itu sektor riil juga akan kesulitan menambah kapasitas modalnya seiring kenaikan beban bunga kredit yang harus ditanggungnya.

Usaha yang kedua, penulis lebih mengarahkan pada peran pemerintah sebagai penyeimbang kebijakan BI, sesuai dengan pola transmisi kebijakan yang selama ini dikembangkan antara otoritas kebijakan fiskal dan moneter.

Nah fokus tugas yang diemban pemerintah lebih banyak ditujukan untuk memperkuat kinerja di sektor riil dan ekspor-impor. Pemerintah dapat melakukan tugasnya dengan menciptakan atau memperluas kesempatan berkarya/bekerja, maupun menawarkan paket insentif dalam rangka meningkatkan kelancaran berusaha. Beberapa kebijakan alternatifnya, misalnya dengan mendorong skema perizinan yang lebih mudah dan murah untuk memangkas biaya birokrasi.

Selain itu paket insentif juga dapat diterapkan melalui skema perpajakan dan subsidi yang asimetris, untuk mendorong munculnya pengusaha-pengusaha muda agar terjun di lingkungan bisnis yang semakin disruptif. Dengan memasuki era revolusi industri jilid keempat (revolusi industri 4.0) yang cenderung powerfull dari sisi penggunaan teknologi informasi, keterlibatan para pemuda perlu dikembangkan karena karakternya yang lebih adaptif dan revolusioner.

Candra Fajri Ananda
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Peresmian dan Serah Terima CSR Executive Lounge Oleh Dutagaruda

$
0
0

Malang – Rabu (2/5) telah berlangsung acara peresmian dan serah terima Corporate Social Responsibility (CSR) Executive Lounge oleh Dutagaruda di Gedung Utama lantai 8 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Acara ini dihadiri oleh Muhammad Ikhsan (Direktur Utama PT. Dutagaruda Piranti Prima) dan beberapa perwakilan Dutagaruda  lainnya, serta Dekan FEB UB dan jajaran petinggi lainnya.

PT Dutagaruda Piranti sendiri merupakan perusahaan yang menyediakan layanan profesional Outsourcing dan pengelola tenaga kerja (man Power) yang profesional. Perusahaan inu sahamnya dimiliki oleh Dana Pensiun Garuda Indonesia.

Drs. Nurkholis, M.Buss., Ak., Ph.D memaparkan bahwa Menristek Dikti mencanangkan dan mengharapkan agar beberapa universitas ternama bisa masuk ke “Top 500” dan yang diharapkan menjadi andalan di Indonesia terdapat 11 kampus, dan UB adalah salah satunya.

Untuk masuk dalam ranking World Class, beberapa upaya yang dilakukan, mulai dari memperbaiki kualitas belajar mengajar, publikasi, kegiatan penelitian, dan perbaikan sarana dan prasarana yang dapat memenuhi standar internasional.

“Kita juga akan memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar, jadi upaya perbaikan harus terus kita lakukan. Tagline kita sederhana saja, continues improvement. Improvement di segala bidang, mulai dari kegiatan belajar mengajar, research dan sarana prasarana bertaraf internasional.”ujar Nurkholis.

Muhammad Ikhsan  juga mengaku bangga bisa bermitra dengan Universitas Brawijaya. “Kami atas nama perusahaan bangga bisa bermitra dengan Brawijaya, semoga ini dapat menjadi awal yang baik untuk kita, dan semoga bisa memberikan kontribusi terhadap Fakultas Ekonomi”paparnya.

Acara dilanjutkan dengan tandatangan berita acara Serah Terima oleh Dekan FEB UB dan Dutagaruda. Setelah penandatangan ini, Executive Lounge telah resmi diserahkan oleh Dutagaruda kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Kemudian dilakukan pemotongan pita sebagai peresmian secara simbolis Executive Lounge Dutagaruda. Dan diakhiri dengan do’a dan makan bersama.

Pemecahan Masalah Sosial Sekaligus Meraup Profit Melalui Management Entrepreneur Days 2018

$
0
0

Management Entrepreneur Days (MED) adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. MED merupakan sebuah kompetisi ide bisnis yang juga sebagai wadah pengaplikasian teori dan ilmu manajemen mahasiswa jurusan Manajemen yang terintegrasi dengan mata kuliah Laboraturiom Kewirausahaan. MED setiap tahunnya selalu membawa tema baru yang berbeda dan menghasilkan ide-ide bisnis yang segar dari mahasiswa jurusan Manajemen FEB UB yang kemudian dipamerkan di stand yang didirikan dan nantinya akan dinilai oleh juri-juri yang berkompeten di bidangnya. Kompetisi yang diperlombakan antara lain, Stand terfavorit, Ide bisnis terbaik, dan Video business profile terbaik.

Setelah tahun lalu mengangkat tema Technopreneur, MED 2018 kali ini mengangkan tema Sociopreneurship, dengan tagline “Sociopreneurship: Give Your Kindness, Get Your Hope”. Sociopreneurship merupakan sebuah bisnis yang tidak hanya menghasilkan profit namun juga memberi keberdampakan sosial bagi sekitarnya. Diharapkan melalui MED 2018 ini, mahasiswa jurusan Manajemen mampu membangun bisnis yang tidak hanya menghasilkan profit bagi perusahaan, namun juga mampu meneyelesaikan masalah sosial dan meningkatkan taraf ekonomi di lingkungan sekitarnya. MED 2018 dilaksanakan selama dua hari berturut-turut, yakni mulai tanggal 2 hingga 3 Mei 2018, di lapangan parkir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Sekitar 56 stand sociopreneur dihadirkan di MED 2018, Salah satunya stand Hidring: Hidroponik Sharing. Ismelia Novitasari selaku ketua dari Hidring menjelaskan bahwa Hidring merupakan sebuah bisnis yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat kota Malang khususnya urban farming bahwa sayuran dengan sistem hidroponik lebih sehat, dan juga dapat dilakukan dimanapun dan dengan peralatan yang seadanya. Ketika ditanya terkait acara MED 2018, Ismel mengatakan “Seru banget, kita dapet paket komplit, makanan, sharing ilmu, mencoba kreatif dan meningkatkan kepekaan sosial. Dari MED belajar hidup sehat itu ga mahal, cukup dengan ketelatenan, dari MED juga aku belajar kepekaan sosial untuk memperhatikan semua teman-teman dalam bersosialisasi dengan pembeli, cara mereka menawarkan dagangan, dan ide-ide baru yang dimunculkan.” Kemudian ia menambahkan, Temanya bagus sih, soalnya lebih banyak mengharuskan kita sebagai agent of change lebih aktif ke masyarakat, jadi lebih gimana caranya memberdayakan masyarakat dan setidaknya membantu memberikan beberapa solusi untuk permasalahan mereka.”

Selanjutnya ada stand Pondok Aksara yang juga turut serta di acara MED 2018. Achmad Syamsul Maarif (Manajemen 2015) selaku ketua dari Pondok Aksara menjelaskan bahwa Pondok Aksara adalah sebuah bisnis yang berangkat dari permasalahan pendidikan di kota Malang, dimana banyak anak-anak yang masih tidak mampu untuk mengenyam pendidikan. Tidak hanya itu, Pondok Aksara juga lahir dari permasalahan limbah plastik yang masih sulit terasi, “Pondok Aksara adalah sejenis rumah belajar untuk anak-anak yang berada pada jenjang sekolah dasar, dan sistem pembayaran menggunakan sampah plastik. Tidak hanya anak-anak, tapi orang tua juga kita berikan pelajaran berupa keterampilan seperti menyulam, merajut, dan semacamnya.”

Tidak hanya menghadirkan stand-stand sociopreneur, MED 2018 juga menghadirkan berbagai hiburan yang turut memeriahkan kegiatan MED 2018, seperti penampilan dari EDC FEB UB, Home band FEB UB, dan bintang tamu antaralain, Sal Priadi, Equinox (Pemenang MLD jazz project Band Competition season 3) ft Windy Hariadi (Pemenang MLD jazz project Vocalis season 3), dan Bayu Priaganda (Pemenang gitaris se-Asean).

 Kegiatan MED 2018 ditutup dengan sambutan oleh perwakilan jurusan Manajemen, bapak Sigit Pramono, SE., MSc. dengan mengumumkan tema MED tahun depan yang mengangkat tema Indonesian Culture Heritage. Diharapkan dengan diumumkannya tema MED tahun depan, mahasiswa jurusan Manajemen yang mengambil mata kuliah Laboraturium Kewirausahaan dapat mempersiapkan ide bisnis yang akan dijalankan dengan baik dan matang.

Lessons dari Jawa Timur

$
0
0

Tidak ada yang salah ketika kita ingin belajar manajemen kebijakan publik dari apa yang sudah dilakukan oleh Provinsi Jawa Timur. Karena dalam beberapa kondisi, daerah ini terhitung memiliki keistimewaan tersendiri. Pertama, dari sisi kondisi ekonomi, Jawa Timur dapat dianggap sebagai miniatur perekonomian nasional karena kesamaan struktur ekonomi yang dimiliki. Tiga sektor lapangan usaha utama penopang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur secara berturut-turut adalah sektor industri pengolahan (29,03%), perdagangan (18,18%), dan pertanian (12,80%) [BPS Jatim, 2018].

Struktur yang nyaris sama juga terjadi di PDB nasional dimana peranan sektor industri pengolahan (20,16%), pertanian (13,14%), dan perdagangan (13,02%) tampil sangat mendominasi dibandingkan sektor-sektor lainnya (BPS, 2018). Level pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dalam satu dasawarsa terakhir tercatat selalu lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa dan nasional. Dalam kurun waktu 2009-2017, rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 5,91% per tahun, lebih tinggi dari pertumbuhan di Pulau Jawa dan nasional yang masing-masing memiliki rerata 5,66% dan 5,4%.

Kedua, keistimewaan Jawa Timur berikutnya muncul dari sisi kontribusi agregat PDRB, sektor industri pengolahan, dan produksi pangan nasional. Peranan Jawa Timur tidak dapat disepelekan karena menjadi kontributor terbesar kedua terhadap agregat PDB Indonesia. Pada tahun 2017, Jawa Timur menyumbang sekitar 14,86% dari total PDB Indonesia, hanya lebih rendah dari DKI Jakarta yang berkontribusi sebesar 17,74%. Sektor industri pengolahan Jawa Timur juga berperan besar terhadap agregat nasional, dimana sekitar 21,40% PDB sektor industri berasal dari Jawa Timur.

Sumbangsih ini hanya lebih rendah dari Jawa Barat yang berperan sebesar 27,58%. Adapun dalam produksi pangan nasional, Jawa Timur tampil sebagai raja pertanian karena menjadi lumbung pangan terbesar di Indonesia. Produksi terbesar untuk komoditi padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah berasal dari para petani di Jawa Timur. Beberapa komoditi unggulan dari kelompok perkebunan (seperti kopi, tebu, dan kakao), peternakan, serta perikanan tangkap dan budidaya juga turut memperkenalkan Jawa Timur sebagai produsen utama pertanian nasional.

Ketiga, jumlah penduduk yang begitu besar menjadi sisi lain potensi yang dimiliki Jawa Timur. Berdasarkan proyeksi BPS mengenai jumlah penduduk Indonesia di tahun 2017, sedikitnya sekitar 39,29 juta penduduk (15%) di antaranya berada di Jawa Timur. Tentunya jumlah yang besar ini menjadi potensi yang masih “mentah”, karena perlu diimbangi dengan faktor-faktor yang lain (misal kualitas SDM, serta jumlah lapangan kerja dan tingkat pendapatan yang moderat) sehingga nantinya dapat betul-betul berbuah menjadi suatu keunggulan daerah.

Beberapa ulasan tersebut tentunya tidak muncul secara tiba-tiba. Ada campur tangan secara parsial maupun simultan antara pemerintah dan masyarakatnya untuk menghadapi berbagai tantangan yang mengemuka. Perkembangan pembangunan di Jawa Timur juga bukannya tanpa kendala. Saat ini pekerjaan besar yang dihadapi Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara makro antara lain adalah pengentasan kemiskinan, serta penurunan tingkat ketimpangan antarpenduduk maupun antarwilayah (antara wilayah utara dan selatan). Permasalahan serupa juga dialami pemerintah pusat. Sehingga ada baiknya jika kita bisa memetik beberapa pengalaman berharga atas apa yang pernah diupayakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Terobosan
Sadar dengan beberapa tantangan besar yang tengah dihadapinya, ada beberapa terobosan yang dilakukan untuk mereduksi risiko yang lebih besar ketika persoalan-persoalan tersebut tidak segera diselesaikan. Soekarwo, yang dalam waktu dekat akan berakhir masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Timur dua periode, memberikan beberapa contoh kebijakan yang kinerjanya tergolong progresif.

Pertama, untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan ketimpangan, ada beberapa kebijakan yang telah dijalankan. Yang paling dikenal adalah program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Rakyat (JalinKesra) dan Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (Jalin Matra) yang memiliki beberapa kriteria kelompok sasaran. Jalin Kesra dijalankan selama periode 2010-2014 yang melibatkan sekitar 493.004 rumah tangga sangat miskin (RTSM) sebagai kelompok sasaran. Semenjak 2015, kebijakan ini dilanjutkan melalui disusunnya program Jalin Matra yang pemetaan kelompok sasarannya lebih spesifik ketimbang program sebelumnya.

Adapun program-program yang dilakukan meliputi bantuan yang sifatnya produktif dan non produktif yang ditujukan untuk mendukung penguatan kesetaraan gender (feminisasi), serta pengentasan kemiskinan terhadap kelompok rumah tangga rentan miskin dan RTSM. Bantuan non produktif yang dilakukan meliputi bantuan perbaikan rumah dan operasi pasar pada kebutuhan pokok masyarakat. Sedangkan bantuan produktifnya meliputi penyediaan hibah dan saluran permodalan produktif dan non produktif (konsumsi), pelatihan keterampilan, fasilitasi pemasaran, dan stimulus kebijakan yang mengarahkan pada efisiensi pasar.

Contoh terobosan yang kedua adalah fokus kebijakan yang mengarah pada penguatan UMKM dan industri berskala besar. Soekarwo kemudian mengistilahkan kebijakan tersebut dengan menyebutnya sebagai “Jatimnomics”. Jatimnomics dianggap sebagai program simultan yang fokus pada tiga aspek utama dalam perekonomian, yang terdiri dari penguatan produksi, pengembangan pemasaran, serta skema pembiayaan yang inklusif dan kompetitif. Jatimnomics menjadi kerangka kebijakan fiskal yang berupaya merangkul semua segmen usaha agar memiliki daya saing yang kuat di kancah nasional dan global. Pemerintah Jawa Timur memetakan kebijakan berdasarkan skala prioritas di setiap segmen/skala usaha. Misalnya untuk segmen penduduk yang tergolong miskin dan rentan miskin, tugas utamanya adalah memberikan charity, serta pendampingan dan pemberdayaan agar mereka mentas dari ketertinggalan ekonomi. Untuk segmen UMKM, Pemerintah Jawa Timur fokus pada stimulus infrastruktur, sarana produksi primer untuk efisiensi dan nilai tambah, dan pembiayaan berbasisbanking system melalui skema APEX, dimana Bank Jatim sebagai Komando dengan melibatkan PT. BPR, Bank UMKM, dan PT. Jamkrida untuk memfasilitasi pembiayaan UMKM.

Jamkrida Jatim menjadi badan usaha daerah pertama di Indonesia yang tugasnya sebagai penjamin bagi UMKM, yang selama ini terhambat akses permodalannya karena kurang bankable dari sisi administrasi kredit perbankan. Skema pembiayaan lainnya yang lebih condong pada penguatan modal sosial juga diperkuat melalui pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) berbasis koperasi wanita (kopwan), koperasi karyawan (kopkar), koperasi pondok pesantren (Kopotren), dan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) yang selama ini tergolong dimarginalkan. Sedangkan bagi usaha berskala besar, fokus utamanya adalah memfasilitasi business forum dan diplomasi ekonomi (dalam dan luar negeri), serta memberikan kemudahan berinvestasi yang disebut sebagai Governor’s Guarantee.

Terobosan yang ketiga adalah dengan fokus pada penguatan infra-dan suprastruktur yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan koneksitas antarwilayah maupun antarsektor ekonomi. Selain dengan membangun infrastruktur yang menjembatani interaksi ekonomi antara wilayah selatan dan utara, serta interaksi antardaerah khususnya yang mengedepankan keterlibatan wilayah selatan Jawa Timur, Pemerintah Jawa Timur juga mendirikan PT. Puspa Agro sebagai pasar induk yang menampung pemasaran produk-produk pertanian di Jawa Timur. Konsep pasar induk menjadi solusi atas asymmetric information yang seringkali gagal menguntungkan petani khususnya yang berskala gurem. Keberadaan pasar induk tersebut, juga mendukung aktivitas market intelligence yang dibangun melalui pendirian Kantor Perwakilan Dagang (KPD) Jawa Timur. Hingga saat ini sudah ada 26 KPD yang disebar di 26 provinsi di luar Pulau Jawa. Fungsi dari market intelligence ini adalah memberikan informasi produk yang dapat diperdagangkan dengan Jawa Timur. Keberadaan KPD sudah terbukti mampu meningkatkan kinerja perdagangan Jawa Timur baik untuk kepentingan ekspor maupun impor. Di tahun 2017 kemarin, hasil misi dagang yang difasilitasi KPD mampu menghasilkan transaksi perdagangan hingga mencapai Rp6,25 triliun. Angka ini menjadi sebuah bukti sahih bagaimana pentingnya KPD sebagai market intelligence.

Dan contoh terobosan yang terakhir adalah kesuksesan Pemerintah Jawa Timur dalam proses perampingan organisasi perangkat daerah (OPD) dan inovasi pembiayaan infrastruktur. Perampingan OPD dilatarbelakangi keinginan dari Pemerintah Jawa Timur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi anggaran maupun birokrasi kebijakan. Selama ini kita ketahui bahwa kendala mengapa proses birokrasi melahirkan biaya ekonomi yang tinggi, salah satunya penyebabnya adalah struktur layanan yang terlampau “gemuk”. Sehingga roda birokrasi berjalan relatif melambat bahkan sejak proses perencanaan dan perumusan kebijakan.

Inovasi pembiayaan yang dilakukan melalui skema Kemitraan Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), juga menunjukkan betapa suksesnya Pemerintah Jawa Timur untuk merangkul pihak swasta dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur publik. Proyek ini dilakukan pada pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Dengan anggaran daerah yang terbatas untuk membiayai seluruh kebutuhan, praktis pemerintah akan senantiasa membutuhkan dukungan sektor swasta untuk pembiayaan. Keberhasilan ini akan menjadi sebuah cerita, bahwa dibutuhkan ketekunan dan rencana kebijakan yang kredibel agar sektor swasta yang cenderung profit oriented, berkenan terlibat dalam proyek-proyek yang memberikan banyak benefit.

Konklusi
Apa yang dilakukan oleh Pemerintah Jawa Timur menjadi inspirasi bagi kita semua bahwa perlindungan pemerintah melalui kebijakan yang berpihak dan protektif (dalam arti positif) menjadi sebuah media pembangunan yang penting. Muaranya akan berakhir pada seberapa banyak penduduk yang terangkat taraf kesejahteraannya berkat uluran tangan pemerintah. Meskipun hingga saat ini Jawa Timur masih menjadi penyumbang terbesar untuk jumlah penduduk miskin nasional, akan tetapi angka pengentasannya sudah melampaui capaian rata-rata di tingkat nasional. Selama 2009-2017, tingkat kemiskinan Jawa Timur menurun signifikan dari 16,68% menjadi 11,20% (menurun 5,48%). Sedangkan di tingkat nasional kemiskinannya hanya turun 4,03% dari sebelumnya 14,15% menjadi 10,12%.

Mudah-mudahan cerita dari Jawa Timur memberikan inspirasi bagi kita semua agar mau bergotong-royong dalam proses pembangunan. Pola kepemimpinan (leadership) yang inovatif, berbasis budaya dan kearifan lokal, terutama dalam mengeksekusi inovasi kebijakan yang dibuat, sangat menentukan tingkat keberhasilan kebijakan tersebut. Di luar faktor kepemimpinan yang mengayomi, kolaborasi antara pemerintah, DPR dan masyarakat yang berjalan dengan baik (dalam lima tahun terakhir APBD selalu ditetapkan tanggal 10 November tanpa konflik), menjadi sebuah prasyarat agar melahirkan kebijakan yang efektif, efisien, dan komprehensif.

Candra Fajri Ananda
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Management Entrepreneur Day 2018: Menggali Jiwa Sociopreneur Mahasiswa

$
0
0

Malang – Tahun ini, Management Entrepreneur Day diadakan pada tanggal 2 & 3 Mei 2018 dengan mengangkat tema Sociopreneur. Sociopreneur ialah gabungan kata “socio” dan “entrepreneur” yang berarti sebuah bisnis yang mengusung misi sosial. Berdasarkan pengertian tersebut maka tujuan sebuah ide bisnis ialah membangun masyarakat kelas menengah ke bawah untuk dapat memiliki usaha sendiri dan mandiri secara finansial.

“Sebuah negara dikatakan negara maju apabila jumlah entrepreneur berkisar sekitar 14% dan di Indonesia masih sebanyak 3,1%” ujar Pak Nurkholis selaku Dekan FEB UB dalam sambutannya. Oleh karena itulah Jurusan Manajemen FEB UB mengadakan kegiatan MED ini, guna menggali jiwa entrepreneur pada diri mahasiswanya. Pada tahun 2017 yang lalu, MED telah mengusung tema Technopreneur yang menggali ide bisnis berbasis teknologi. Dan pada tahun ini, dengan tema Sociopreneur ada sebanyak 56 stand yang ikut berpartisipasi.

Selain menggali jiwa entrepreneur mahasiswa, ada pula penghargaan untuk 4 kategori sebagai berikut:

a. Stand terfavorit berdasarkan jumlah stiker yang ditempelkan oleh pengunjung pada stand dan dimenangkan oleh Bedjana Tiny House (Juara 1), Help Me (Juara 2), dan Karara (Juara 3).

b. Video terbaik berdasarkan kemampuan video menjelaskan ide bisnis yang diusung dan dimenangkan oleh De Poujon (Juara 1), Glempobag (Juara 2), dan Bale Acitya (Juara 3).

c. Ide bisnis terbaik berdasarkan besarnya manfaat bisnis yang ditimbulkan untuk mengurangi masalah sosial yang ada dan dimenangkan oleh Tedako (Juara 1), Ngopilah (Juara 2), dan Sekuy Coffee (Juara 3).

d. Stand terfavorit menurut panitia yaitu Salam.

“Ide bisnis kami berawal dari Eco Wisata Kebun Kopi Amadanom di Dampit yang mengolah daun kopi menjadi kompos. Setelah itu, kami mulai mencari tahu apakah daun kopi ini bisa diolah supaya memiliki nilai lebih dan ternyata daunnya dapat diolah menjadi teh. Maka, lahirnya Tedako yaitu Teh Daun Kopi” papar Afnan, salah satu anggota tim Tedako. Dari sini dapat kita lihat bahwa ide bisnis tidak hanya muncul dari keresahan dan tren namun juga rasa tidak mudah puas dapat menghasilkan inovasi. Tidak hanya itu, tim Tedako juga mendapat sumber bahwa pada masa penjajahan, masyarakat pribumi tidak bisa menikmati biji kopi sehingga mereka mengolah daunnya menjadi teh. Sehingga mereka menamai standnya “Stand Warisan si Mbah” yang berarti warisan dari orang tua. “Kita ingin memberikan pesan bagi banyak orang agar jangan sampai melupakan apa yang telah diciptakan orang terdahulu”, tambahnya.

Kemahasiswaan FEB UB Adakan Lokakarya Peningkatan Prestasi Mahasiswa dalam Ajang PKM

$
0
0

Malang – Jum’at (11/5) telah berlangsung acara lokakarya peningkatan prestasi mahasiswa FEB UB dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di aula gedung F lantai 7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Tak tanggung-tanggung, acara ini menghadirkan 3 pemateri luar biasa, yang sangat mumpuni dalam bidang PKM, yaitu Darjito, S.Si., M.Si (Wakil Dekan 3 FMIPA UB), Yusuf Hendrawan, STP. M.App.Life. Sc. Ph.D (Wakil Dekan 3 FTP UB), dan Dr.Ir. Anik Martinah Hariarti, M.Sc (Juri PIMNAS).

Seperti yang kita tahu bahwa Universitas Brawijaya adalah gudangnya juara, terutama dalam ajang PIMNAS. Sehingga secara serentak di semua fakultas mengadakan acara serupa dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi UB di tingkat nasional pada umumnya, dan FEB UB pada khususnya. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi UB di tingkat nasional”kata Prof. Dr. Ir. Arief Prayitno selaku Wakil Rektor 3 Universitas Brawijaya dalam sambutannya.

Darjito, S.Si., M.Si menyarankan agar FEB UB memfokuskan PKM di bidang kewirausahaan,  mengingat FEB sudah memiliki laboratorium kewirausahaan sendiri dan merupakan fakultas dengan proposal PMW yang lolos terbanyak, sehingga potensi yang perlu dimaksimalkan adalah PKM K. Selain itu, FEB juga bisa mencoba di PKM T, PKM M dan PKM PSH, tentunya dengan berkolaborasi lintas fakultas.

Yusuf Hendrawan, STP. M.App.Life. Sc. Ph.D pun menyampaikan hal yang sama, yakni FEB UB memiliki potensi besar di bidang PKM Kewirausahaan. Beliau juga berpesan agar mahasiswa mulai membiasakan diri untuk membuat bank proposal. “Biasakan diri Anda untuk membuat bank proposal, sehingga tiap ada kompetisi, proposal Anda bisa diikutkan”ujarnya.

Lain hal dengan yang disampaikan Dr.Ir. Anik Martinah Hariarti, M.Sc. “Proposal yang masuk paling banyak kesalahannya ada pada scan tanda tangan biodata”ungkapnya. Beliau menghimbau mahasiswa agar lebih berhati-hati dan teliti dalam adminstrasi PKM, serta selalu memperhatikan hal-hal kecil. Karena ide mahasiswa itu banyak sekali yang sangat luar bisa, akan tetapi hanya karena tidak taat administrasi, akhirnya gagal.

Harapannya setelah acara ini berakhir, mahasiswa FEB UB semakin tertarik untuk mengikuti PKM, dan jumlah PKM didanai semakin meningkat, serta banyak yang tembus hingga PIMNAS dari FEB UB.


BAKTI SOSIAL PASKAH BERSAMA KMK FEB UB 2018

$
0
0

Rangkaian acara perayaan Paskah KMK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya tahun ini mengambil tema ” Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi” sebagai bentuk pemaknaan dari kebangkitan dan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Paskah merupakan puncak liturgi Gereja Katolik.

Acara perayaan Paskah ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 April 2018 di Panti Asuhan Villa Cherry, Desa Sumber Rejo, Batu. Paskah tahun ini dirayakan dengan kegiatan bakti sosial dan saling berbagi dengan anggota Panti Asuhan Villa Cherry. Respon anak-anak panti yang aktif serta semangat Paskah yang dibawa oleh anggota KMK FEB UB membuat paskah tahun ini terasa begitu meriah. Bukan hanya anggota KMK FEB UB yang datang, tetapi para alumni pun ikut datang dan memeriahkan. Rangkaian acara dimulai pada pukul 10.00, diawali dengan pembukaan dari MC dan doa bersama, sambutan dari ketua pelaksana dan koordinator fakultas, kemudian ada pengenalan KMK FEB UB kepada para anggota Panti Asuhan, dan dilanjutkan dengan ice breaking singkat dan pembagian kelompok. Ice breaking dilakukan dengan permainan “Siapakah Aku?” yaitu permainan menebak dan mencari panitia yang dilakukan oleh anak-anak panti setelah dijelaskan mengenai ciri-ciri panitia yang dimaksud. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan menyanyi lagu gembira bersama dengan para anggota panti dan permainan Mozaik. Dari permainan ini, anak-anak panti akan belajar mengenai kesabaran untuk menghasilkan sesuatu yang indah. Para panitia bersama anak-anak panti pun melakukan kegiatan mencari telur bersama dan melakukan permainan voli sarung dan jembatan koran. Dari kegiatan mencari telur dan permainan yang dilakukan, terdapat hal yang diungkapkan bahwa perayaan Paskah merupakan peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, yang mencerminkan bahwa Allah telah menghapus dosa umat manusia lewat pengorbanan Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, kita sebagai anak-Nya harus selalu memperbaharui diri untuk menjadi seseorang yang lebih baik dan selalu taat kepada-Nya.

Puncak acara Bakti Sosial KMK FEB UB dilakukan dengan penulisan harapan dari anak-anak panti yang kemudian diterbangkan dan pembagian bingkisan Paskah. Anak-anak panti terlihat sangat senang setelah menerima bingkisan dari KMK FEB UB. Kemudian, acara dilanjutkan dengan serah terima sumbangan secara simbolis dari Ketua Pelaksana Paskah kepada pengurus Panti Asuhan Villa Cherry. Acara Paskah KMK FEB UB ditutup dengan doa dan foto bersama seluruh anggota panti.

Dengan berakhirnya acara perayaan Paskah oleh KMK FEB UB 2018 yang dihadiri oleh 40 orang diharapkan dapat menjalin komunikasi dan rasa kekeluargaan antara mahasiswa Katolik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, menciptakan rasa cinta kasih dan kesadaran diri dalam bentuk pelayanan yang diberikan oleh mahasiswa-mahasiswi KMK FEB UB, serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan panitia perayaan Paskah agar dapat menciptakan sebuah acara yang lebih baik.

CONTACT PERSON:

Cyndy Mei Lani S                   0821-4844-1558

Paulina Praspadina D. P          0896-7029-4232

Paulinus Aquileia N G 0813-8270-7112

ECONOMICS LEAGUE Ancient roman

$
0
0

Economics League merupakan suatu program kerja di HMJIE dari divisi Pengembangan Minat dan Bakat yang bertujuan untuk media pengakraban  mahasiswa ilmu ekonomi, dan menjadi sarana penunjang dalam pendalaman bakat bagi peserta yang berkompetensi dalam bidang keolahragaan. Kompetisi olahraga ini akan diselenggarakan dengan dua rangkaian. Rangkaian pertama akan berlangsung pada minggu pertama bulan Mei. Sedangkan rangkaian kedua akan diadakan pada minggu ketiga dan keempat bulan September. Untuk rangkaian pertama Economics League (EL) akan mengadakan lomba cabang E-Sports. Rangkaian kedua EL akan mengadakan lomba dalam cabang olahraga yaitu, futsal, basket, dan badminton.

 Adapun maksud dan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai media pengakraban antar mahasiswa, menjadi sarana penunjang dalam pendalaman bakat bagi peserta yang memang berkompetensi dalam bidang keolahragaan, mampu menjadi kegiatan yang inspiratif bagi peserta untuk tetap mengasah bakat dalam bidang  non-akademik, menumbuhkan jiwa kompetitif yang diimbangi dengan sportifitas dalam diri peserta.

Rangkaian pertama akan dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2018 yang bertempat di Aula Gedung Utama lantai 3 FEB UB dengan mengambil tema “Ancient Roman”. Acara yang akan diadakan meliputi E-Sports FIFA.

Rangkaian kedua akan dilaksanakan pada tanggal 20, 21, 22, 29, 30 September 2018 yang bertempat di SM Futsal, GOR Raja Basa , dan Tidar Champion. dengan mengambil tema “Ancient Roman”. Acara yang diadakan meliputi pertandingan futsal, badminton, serta basket untuk mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UB angkatan tahun 2015 sampai angkatan tahun 2018.

Contact person

Aldiansyah Adiputra

175020400111025

081210777148

INTENSIVE ENGLISH SKILL TRAINING

$
0
0

Di era modern ini, komunikasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan. Komunikasi tentunya dilakukan tidak hanya oleh orang di dalam suatu wilayah, tetapi juga dilakukan oleh orang orang yang berasal dari wilayah yang berbeda. Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang digunakan untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, kemampuan dalam berbahasa Inggris sangat diperlukan agar proses penyampaian informasi melalui komunikasi tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Setiap tahunnya, Inbox Economic of English (ICOSH) Fakultas Ekonmi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menyelenggarakan latihan rutin yaitu Intensive English Skill Training (IEST). Intensive English Skill Training (IEST) merupakan acara untuk meningkatkan kemampuan untuk melatih skill berbahasa inggris seluruh mahasiswa S1 FEB UB khususnya pada debate, speech, writing, dan basic english.

Tujuan dari Intensive English Skill Training (IEST) tahun ini adalah untuk menggali dan meningkatkan potensi-potensi non-akademik Mahasiswa dalam berbahasa inggris khususnya writing, public speaking, dan english debate serta mempersiapkan dalam event-event lomba dalam bahasa inggris yang akan datang.

Acara ini dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa aktif S1 FEB UB, yang dilaksanakan pada bulan April hingga Desember 2018, bertempat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Intensive English Skill Training (IEST) kali ini mengusung tema “For The Better Futureyang mana dengan diselenggarakan acara ini, seluruh mahasiswa FEB UB dapat mengembangkan minat dan bakatnya serta potensi dalam berbahasa inggris.

Rangkaian acara Intensive English Skill Training (IEST) antara lain seluruh mahasiswa S1 aktif FEB UB bisa berkumpul sesuai dengan minat, bakat serta potensi yang ia kembangkan. Kemudian ICOSH FEB UB akan menyediakan mentor untuk membantu mahasiswa tersebut sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan mempersiapkan lomba-lomba yang ingin diikuti oleh mahasiswa. Acara ini akan diselenggarakan di Gedung UKM lantai 2.

ORGANIZATION TRAINING (OT) ICOSH FEB UB

$
0
0

Pada kesempatan kali ini, ICOSH FEB UB menyelenggarakan acara tahunan yaitu Organization Training (OT). Organization Training (OT)  sendiri merupakan acara untuk meningkatkan kemampuan berorganisasi, meningkakan rasa kekeluargaan baik antar staff maupun dengan alumni, serta merupakan acara yang dapat meningkatkan keeksistensian dari ICOSH FEB UB sendiri.

Tujuan dari Organization Training (OT) tahun ini adalah untuk meningkatkan rasa saling memiliki satu sama lainnya. Harapannya adalah setelah acara Organization Training (OT) ini berakhir anggota ICOSH FEB UB akan semakin peka terhadap sesama anggota dan alumninya, memperkenalkan ICOSH FEB UB kepada staff baru, serta mengembangkan minat bakat staff dalam berbahasa inggris khususnya dalam public speaking dan debate.

Acara ini diikuti oleh seluruh anggota yang masih aktif beserta alumni ICOSH FEB UB, yang dilaksanakan pada tanggal 21 April  dan 06 Oktober 2018 bertempat di Brawijaya Edupark Malang. Organization Training (OT) kali ini mengusung tema Beyond for Greatnessyang mana dengan diselenggarakan acara ini, seluruh anggota ICOSH dapat berkembang dan melampaui batasannya sehingga dapat menjadi mahasiswa yang lebih baik dalam segi berorganisasi maupun dalam segi akademik.

Rangkaian acara pertama antara lain: terdapat pembekalan materi mengenai ICOSH secara luas oleh alumni, Maula Fadhilata Rahmatika (Presiden ICOSH 2017) dan Arina Rahmawati (Presiden ICOSH 2018), yang bertujuan tidak hanya pegetahuan tentang ICOSH lebih mendalam tapi juga berbagi pengetahuan setelah berada diluar kampus nanti, serta juga terdapat games dimana games tersebut merupakan games uji pengetahuan terutama tentang ICOSH lebih jauh. Dalam acara OT ini, panitianya sendiri berasal dari para alumni, sedangkan anggota ICOSH sebagai pesertanya. Dalam prosesnya, dibagi lagi menjadi beberapa kelompok kecil yang mana setiap kelompoknya telah menerima tugas dari panita. Tugas-tugas tersebut tidak jauh dari pengetahuan tentang ICOSH namun juga dipadu dengan kemampuan seni tiap kelompoknya. Tentunya tugas tersebut bertujuan untuk merekatkan dan meningkatkan kekeluargaan dan kekompakan antar anggota.

BAKSOS DAN BUKBER SAWERI GADING 2018

$
0
0

SG (Saweri Gading) merupakan salah satu dari Lembaga Semi Otonom kegiatan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Sebagai Mahasiswa yang memiliki sumber daya manusia aktif, dinamis, dan berpotensi sangat memerlukan wadah untuk menyalurkan bakat serta kemampuan yang dimilikinya guna mewujudkan segala aktivitas yang bersifat positif agar terhindar dari tindakan yang bersifat negatif. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan sarana yang dapat menampung bakat dan kemampuan para mahasiswa tersebut.

Dalam suatu proses manajemen sebelum adanya pengembangan sumber daya manusia, maka sebelumnya perlu diadakan adanya kumpul bersama untuk lebih meningkatkan rasa memiliki antar anggota. Demikian halnya Saweri Gading, dengan ini akan mengadakan  “Baksos dan Bukber” yang merupakan sarana untuk lebih mempererat tali silaturahmi baik antar anggota maupun dengan para alumni.

Baksos dan Bukber Saweri Gading 2018 ini dilaksanakan di Yayasan Putra Harapan Asrori, Mulyorejo, Sukun, Malang. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengenalkan dan mengakrabkan antar anggota SG, baik itu maba 2017, senior-senior SG, juga para alumni Saweri Gading. Kegiatannya sendiri dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2018. Jumlah peserta yang mengikuti acara ini relatif banyak yaitu 58 orang termasuk senior, maba dan anggota aktif Saweri Gading.

Viewing all 811 articles
Browse latest View live