Quantcast
Channel: Berita – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Viewing all 811 articles
Browse latest View live

FEB UB Berperan Aktif dalam Gelaran GCBSS

$
0
0

FEB UB Berperan Aktif dalam Gelaran GCBSSBertempat di Aston Denpasar Hotel & Convention Center Bali, pada tanggal 17-18 September 2015, Global Academy of Training & Research (GATR) Enterprise bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Universitas Putra Malaysia Press (Malaysia), Elsevier (UK), Inderscience (Switzerland), Macro Think Institute (USA), mengadakan acara “Global Converence On Business And Social Science” (GCBSS) , Terselenggaranya acara tersebut bertujuan untuk mempresentasikan artikel dari masing-masing penulis, yang kemudian dipublikasikan ke jurnal international

Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 270 peserta yang berasal dari berbagai universitas dan negara yang berbeda diantaranya: Indonesia, Malaysia, Australia, Switzerland, Yordania, UEE, Dubai, Inggris, Thailand, dan Mesir. Adapun FEB UB mengirimkan 30 orang delegasinya yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Pasca Sarjana.

Pembicara dalam kesempatan tersebut diantaranya Professor Dr. Danture Wickramasinghe, University of Glasgow,(UK) Professor Dr. Yasushi Suzuki Ritsumeikan Asia Pacific University Japan, Professor Dr. Gabriel A Moens, Curtin Law School Australia,
Professor Dr. Ahmed Fauzi Abdul Hamid, University Sains Malaysia Malaysia.

Dalam kesempatan tersebut dibahas juga mengenai latar belakang diadakannya acara tersebut yaitu untuk saling memperkaya tema-tema penelitian dari berbagai bidang dan multi disiplin ilmu khususnya dari science, bisnis, dan psycology. Sehingga melalui kegiatan tersebut diharapkan mampu mendekatkan dan saling mengenal antara para dosen dan mahasiswa dari berbagai negara terutama dalam berbagai bidang penelitian, yang kemudian ditindaklanjuti dengan publikasi ke jurnal International. (feb/azm)


Jurusan Manajemen Sambut Maba 2015

$
0
0

Minggu (20/09), Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) sukses mengadakan kegiatan pengenalan tentang Jurusan Manajemen dan tentang Organisasi Mahasiswa di Manajemen. Peserta dalam kegiatan pengenalan tersebut adalah seluruh mahasiswa-mahasiswa baru Jurusan Manajemen FEB UB 2015.

Kegiatan ini diadakan dikarenakan pentingnya mahasiswa untuk lebih mengenal jurusan Manajemen FEB UB guna menjalankan aktivitas perkuliahan dengan optimal. Tidak hanya sekedar belajar dan berorganisasi saja, mahasiswa di arahkan supaya lebih aktif, lebih berinovasi mencari hal-hal yang baru, karena sebagai mahasiswa dituntut untuk belajar lebih. Bahkan dianjurkan untuk bertanya kepada yang lebih ahli.

Berbagai hal dijelaskan oleh pemateri yang juga merupakan dosen Jurusan Manajemen, Dimas Hendrawan, SE., MM. seperti penjelasan tentang sejarah JM FEB UB, Visi dan Misi, Tujuan, Struktur Organisasi, Kebijakan Mutu, Jumlah dosen dan tingkat pendidikan. Kemudian dijelaskan pula tentang metode pembelajaran pada Jurusan Manajemen, mata kuliah, serta sistem kredit semester. Konsentrasi yang terdapat pada Jurusan Manajemen FEB UB juga tidak luput dari pembahasan. Nilai akreditasi Jurusan Manajemen saat ini adalah “A”.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa juga mendapat penjelasan tentang kewajiban-kewajiban sebagai mahasiswa. Jurusan Manajemen akan terus meningkatkan kualitas, sehingga kualitas lulusannya pun senantiasa meningkat. “Setelah lulus, peluang pekerjaan di Sarjana Jurusan Manajemen FEB UB sangatlah luas”, jelas Dimas Hendrawan, SE., MM. Tentunya dipengaruhi pula oleh individu masing-masing mahasiswa. Bagaimana mahasiswa memaksimalkan masa belajarnya di FEB UB. Dalam dunia karir, untuk sukses dibutuhkan soft skill dan hard skill yang mumpuni. Jurusan Manajemen FEB UB memberikan fasilitas untuk mengembagkan hal tersebut.

Jurusan Manajemen senantiasa mendampingi mahasiswanya untuk menjadi mahasiswa yang aktif, dan bermanfaat dimanapun berada. Mahasiswa juga didorong untuk aktif dalam mempelajari hal-hal baru. Sinergis antara Jurusan Manajemen FEB UB dengan para mahasiswa merupakan hal yang penting. (znl/feb/azm)

Financial Accounting Update Series: “PSAK 46 Revisi (Akuntansi Pajak Penghasilan) dan Pembahasan Isu-Isu Pokok Kontemporer”

$
0
0

Jumat (25/09), Jurusan Akuntansi (JA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) wilayah Jawa Timur menggelar acara Financial Accounting Update Series dengan pokok bahasan “PSAK 46 Revisi (Akuntansi Pajak Penghasilan) dan Pembahasan Isu-Isu Pokok Kontemporer”. Acara tersebut menghadirkan pemateri Dr. Dwi Martani, Ak., CPA., CA., yang merupakan Dewan Sertifikasi CPA IAPI , sekaligus Trainer dan Konsultan Akuntansi Keuangan (IFRS) serta Dosen Universitas Indonesia (UI). Acara tersebut merupakan kali ketiga yang diselenggarakan oleh JA FEB UB dan IAI Jatim.

Peserta yang turut hadir dalam acara tersebut berjumlah puluhan orang, yang mayoritas merupakan dosen dari berbagai perguruan tinggi. Selain itu dihadiri juga oleh praktisi dari berbagai perusahaan dan beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP). Sejumlah mahasiswa S2 pun turut hadir.

Acara tersebut terdiri atas 3 sesi. Sesi pertama, membahas tentang overview PSAK dan perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari. Sesi kedua, membahas PSAK 46 Revisi tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. Sesi ketiga, adalah diskusi yang membahas tentang isu-isu pokok kontemporer yang terjadi. Salah satunya, permasalahan perhitungan pajak penghasilan yang menimbulkan perbedaan temporer dan beda tetap. Perbedaan temporer merujuk pada perbedaan yang timbul dalam aset pajak tangguhan atau utang pajak tangguhan yang bersifat sementara. Sedangkan, beda tetap merupakan perbedaan yang secara tetap terjadi antara keduanya.

Tujuan dari acara tersebut adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan ter-update tentang PSAK 46 Revisi (Akutansi Pajak Penghasilan) tidak hanya untuk dosen namun juga untuk para praktisi. Pasalnya, secara teknis PSAK 46 sangat sulit dipahami sebab terdapat kerancuan metode perhitungan antara perlakuan akuntansi dengan pajak dalam menentukan dasar pengenaan pajak. Menurut PSAK tersebut dari sudut pandang perusahaan, dapat memasukkan beban-beban tertentu sebagai akun konta laba sehingga akan mengecilkan jumlah pajak terutang. Sedangkan dari sudut pandang perpajakan beban-beban tersebut tidak diperbolehkan masuk sebagai akun kontra laba.

Melalui acara tersebut diharapkan baik dosen maupun praktisi memperoleh pengetahuan ter-update mengenai dinamisasi aturan-aturan dalam PSAK khususnya pasal 46 Revisi tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. Sehingga bagi dosen diharapkan mampu menyalurkan pengetahuan baru kepada mahasiswa tentang perkembangan PSAK, begitu juga bagi para praktisi agar mampu menerapkan konsep-konsep dalam PSAK sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (gde/the/azm)

Saweri Gading FEB UB berjaya dalam Gajah Mada Econolympics

$
0
0
Kegembiraan Tim Futsal Saweri Gading setelah meraih juara 1 dalam ajang Gajah Mada Econolympics 2015

Kegembiraan Tim Futsal Saweri Gading setelah meraih juara 1 dalam ajang Gajah Mada Econolympics 2015

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) memang tidak henti-hentinya menunjukkan prestasi yang luar biasa. Kali ini tim futsal Saweri Gading (SG) FEB UB meraih gelar juara 1 dalam ajang Gajah Mada Econolympics (GME) 2015. “Alhamdulillah SG bisa juara 1 dalam GME 2015,” ucap Rachmadi Kusentyo Putro, kapten tim futsal SG FEB UB.

Gajah Mada Econolympics merupakan salah satu kompetisi olahraga terbesar bagi mahasiswa ekonomi se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan tema besar tahun ini adalah “Bigger Challenge”. Cabang olahraga yang dipertandingkan terdiri dari futsal, basket, cheerleading, dan modern dance. SG GEB UB merupakan satu dari 12 tim futsal yang turut serta dalam ajang tersebut. Saweri Gading terdiri atas 12 pemain dengan kapten, Rachmadi Kusentyo Putro.

Kejuaraan futsal tersebut diselenggarakan di GOR Amongrogo, Yogyakarta. Pada prelim pertama, tim UB berhadapan dengan UIN dengan skor imbang, 1:1. Kemudian pada prelim kedua tim UB menang dari tim UBAYA dengan skor akhir 2:1. Pada perebutan babak final tim UB dihadapkan dengan tim UIN melalui penalty sebab memiliki poin skor yang sama. Hasilnya, tim UB menang dengan skor 3:2. Kembali pada babak semi final tim Saweri Gading menunjukkan performance yang baik terbukti dari kemenangannya melawan UNSA dengan skor 2:1. Hingga pada final berhasil menaklukkan tim UMY dengan skor akhir 2:0.

Memperoleh prestasi tersebut bukanlah sesuatu yang mudah, diperlukan perjuangan dan kerjasama tim yang solid. Rachmadi Kusentyo Putro, menambahkan, “walaupun di penyisihan sempat mengawali dengan hasil seri dan ada sedikit kendala dari sisi non-teknis, teman-teman SG FEB UB tidak patah semangat, hingga akhirnya mampu menjuarai GME 2015. Ini semua juga berkat dukungan dan doa teman-teman dari Malang, keluarga besar FEB UB,” pungkasnya. (gde/the/azm)

JA FEB UB Gelar Sosialisasi Penerapan Sitem Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual

$
0
0
Antuiasme peserta dalam mengikuti acara Sosialisasi Penerapan Sitem Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual sesuai dengan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013

Antusiasme peserta dalam mengikuti acara Sosialisasi Penerapan Sitem Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual sesuai dengan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013

Jumat (2/10), Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (JA FEB UB) menggelar acara Sosialisasi Penerapan Sitem Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 64 Tahun 2013. Acara tersebut berlansung di Aula Gedung D FEB UB, dengan menghadirkan tiga orang pembicara, yaitu Dr. Roekhudin M.Si., CA., Ak.; Dr. Wuryan Andayani, M.Si., CA., Ak.; dan Dr. Imam Subekti M.Si., CA., Ak.. Peserta yang hadir dalam acara tersebut mayoritas dari kalangan mahasiwa S2 FEB UB yang berjumlah puluhan orang.

Tujuan diadakannya acara tersebut adalah untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang penerapan Sitem Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual berdasarkan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013. Dalam acara tersebut dijelaskan mengenai klasifikasi pendapatan daerah, yang terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan Dana Perimbangan/Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Selain itu, dijelaskan juga mengenai Sistem Akuntansi Pendapatan di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).

Dalam diskusi dibahas mengenai permasalahan teknis yang terjadi dalam penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, seperti pengklasifikasian persediaan dan aset, perekrutan bendahara umum pemerintah daerah, dan permasalahan perbedaan basis akuntansi yang digunakan dalam anggaran dan realisasinya, yaitu dalam penyusunan anggaran masih menggunakan cash basis, sementara dalam realisasinya menggunakan cash basis dan accrual basis.

Peserta terlihat antusias dengan acara tersebut, sebab pembicara memberikan keleluasaan bagi peserta untuk berdiskusi. Beberapa peserta yang turut hadir dalam acara tersbut merupakan orang-orang yang telah menduduki posisi tertentu dalam pejabat pemerintah daerah. Sehingga dalam diskusi terdapat komunikasi dua arah yang baik antara pembicara dengan peserta. (gde/the/azm)

Dirjen Perbendaharaan Miliki Peran Penting dalam Kemajuan Indonesia

$
0
0

Senin, (5/10) bertempat di Aula Gedung F, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) telah diadakan suatu talk show dengan tema ”Perencanaan Data Keuangan Pemerintah dalam Pengambilan Kebijakan Fiskal Berkualitas, yang Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Pengelolaan Ekonomi”. Terselenggaranya acara tersebut merupakan bentuk kerjasama antara FEB UB dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan Kementrian Keuangan Republik Indonesia dalam program Treasury Goes to Campus.

Ratusan mahasiswa FEB UB menghadiri acara tersebut dengan penuh antusias, berbagai pertanyaan diajukan kepada para pembicara untuk menutupi rasa penasaran dan keingintahuan mereka. Dr. Marwanto Harjowiryono, MA. didapuk sebagai pembicara pada kegiatan tersebut, Beliau merupakan perwakilan dari Dirjen Perbendaharaan Keuangan RI. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Prof. Candra Fajri Ananda S.E., M.Sc., Ph.D, selaku Dekan FEB UB. Keduanya bertindak sebagai keynote speaker. Dalam agenda tersebut dibahas mengenai masalah yang terjadi di pemerintahan pada saat ini, mulai dari bagaimana cara menarik para insvestor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, transparasi data keuangan pemerintahan, hingga kemudahan legalitas yang ditawarkan ketika para insvestor masuk ke Indonesia.

Saat ini, Dirjen Perbendaharaan dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan perbendaharaan negara tersebar di setiap jengkal nusantara melalui instansi vertikalnya. Instansi tersebut terdiri dari 30 kantor wilayah dan tingkat provinsi, serta 177 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ditingkat Kabupaten atau Kota. Sebagai sebuah organisasi dengan kantor vertikal yang tersebar diseluruh Indonesia, sehingga Dirjen Perbendaharaan memiliki peran strategis bagi penciptaan kondisi fiskal yang stabil dan berkesinambungan.

Adapun tujuan terselenggaranya acara tersebut selain untuk memperkenalkan secara lebih mendalam kepada masyarakat umum, khususnya kepada para mahasiswa terkait peran Dirjen Perbendahaaraan, juga mengajak seluruh penduduk Indonesia, bahwa untuk meraih kemajuan bangsa tidak akan mungkin dilakukan oleh salah satu pihak ataupun masih berpikir secara patriotik. (feb/azm)

Dirjen Perbendaharaan Keuangan Menunjang Keberhasilan Tugas Pemerintah

$
0
0

Selasa, (6/10) bertempat di gedung A lantai 2, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), telah dilaksanakan kegiatan ”Short Course Training of Trainer Goverment Finance Statistic”. Tema yang diusung pada kesempatan kali ini adalah ”peranan data keuangan pemerintah dalam pengambilan kebijakan fiskal yang berkualitas, yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengelolaan ekonomi makro nasional”. Terselenggaranya acara tersebut merupakan bentuk kerjasama antara FEB UB dengan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perbendaharaan Kementrian Keuangan Republik Indonesia dalam program Treasury Goes to Campus.

Acara tersebut dihadiri oleh 38 peserta, yang terdiri dari 33 perwakilan kantor wilayah (kanwil) dari seluruh provinsi di Indonesia dan 5 diantaranya perwakilan dari direktorat akuntansi dan pelaporan keuangan. Adapun pembicara pada agenda tersebut yaitu Nurkholis, Ph.D., Ak., CA., Beliau merupakan ketua jurusan sekaligus dosen jurusan Akuntansi yang telah lama bergelut di berbagai penelitian khusunya dalam bidang keuangan serta akuntansi.

Berbagai materi penting menyangkut sistem penghitungan keuangan dan metode akuntansi dibahas dalam agenda tersebut, diantaranya mengenai bagaimana mengadopsi akuntansi akrual dalam perhitungan keuangan hingga membahas mengenai standar akuntansi yang harus dimiliki oleh suatu negara. Pembicara menilai, bahwa instansi di sektor publik harus memberikan laporan yang baik kepada publik ataupun masyarat luas, sehingga instansi tersebut harus memiliki sistem pelaporan yang baik.

Saat ini, Kanwil Dirjen Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi, dan pelaksanaan tugas dibidang perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kanwil Dirjen Perbendaharaan berperan sangat penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintah dan pembangunan di daerah. Peran Kanwil Dirjen perbendaharaan secara tidak langsung turut mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi melalui dukungan kelancaran penyaluran dana APBN sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi di daerah. (feb/azm)

Pelepasan Alumni Periode II TA 2015/2016 : 29 Alumni Berpredikat Cumlaude

$
0
0

Malam pelepasan calon wisudawan dan wisudawati program sarjana, dan pasca sarjana Periode II Tahun Akademik 2015/2016 berlangsung pada tanggal 9 Oktober 2015. Bertempat di Basement Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), acara diawali dengan pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan laporan oleh Dr. Ghozali Maski, SE., MS, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Beliau bersyukur kepada Tuhan atas terlaksananya acara ini, serta turut menyampaikan selamat berjuang, dan semoga sukses kepada calon wisudawan dan wisudawati FEB UB.

Dalam laporannya, Beliau mengumumkan jumlah wisudawan dan wisudawati yang mampu mendapatkan predikat cumlaude pada periode ini, yaitu berjumlah 29 mahasiswa yang terdiri dari 2 orang dari S-1 Program Studi Ekonomi Islam, 8 orang dari S-1 Program Studi Ekonomi Pembangunan, 1 orang dari Program Studi Keuangan & Perbankan, 10 orang dari S-1 Jurusan Manajemen, 7 orang dari S-1 Jurusan Akuntansi dan 1 orang dari S-2 Jurusan Akuntansi. Hal ini cukup membanggakan, mengingat tidak mudah dan membutuhkan kerja keras untuk meraih predikat tersebut.

Dalam agenda kali ini, FEB UB memberikan penghargaan kepada wisudawan dan wisudawati peraih predikat skripsi terbaik. Tiga orang wisudawan dan wisudawati FEB-UB yang berhasil mendapatkan predikat tersebut yaitu (1) Brigita Vegy E, S.E. (Program Studi Ekonomi Pembangunan) dengan judul “Deteksi Dini Krisis Keuangan Di Indonesia Determinan Makro Ekonomi Tahun 1996-2013” dengan dosen pembimbing Putu Mahardika SE., M.Si., MA., Ph.D.; (2) Dhita Wardhana, S.E. (Program Studi Manajemen) dengan judul ”Strategi Pengembangan Obyek Wisata Kampung Coklat Di Kabupaten Blitar” dengan dosen Dr. Sudjatno, SE., MS.; (3) Anggy Restia Varianty, S.E. (Program Studi Akuntansi) dengan judul “Analisis Sistem Perencanaan Dan Penganggaran Koperasi Pegawai Republik Indonesia Universitas Brawijaya (KPRI UB) Tahun 2015”.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian kesan dan pesan dari perwakilan calon wisudawan dan wisudawati. Program Sarjana diwakili oleh Brigita Vegy Erbhavianta, S.E.. sedangkan dari Program Pasca Sarjana diwakili oleh Avi Sunani, M.S.A. Mereka mewakili calon wisudawan dan wisudawati untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pimpinan, dosen, staff dan pihak penunjang kegiatan pembelajaran di FEB UB.

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan FEB UB, Prof. Chandra Fajri Ananda, SE., MSc., Ph.D., yang memberikan ucapan rasa syukur karena telah berlangsungnya acara tersebut. Beliau berharap, calon wisudawan dan wisudawati mampu mengikuti perubahan yang ada serta menjadi pelopor dari perubahan tersebut untuk menuju sebuah keberhasilan. Akhirnya acara pun ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Djoko Widodo, SE., yang kemudian dilanjutkan agenda ramah tamah. (feb/azm)


Delegasi FEB UB Raih Runner-up pada Ajang Iqtishohuduna Unair 2015

$
0
0
Senyum kemenangan delegasi FEB UB setelah meraih posisi runner-up pada ajang Iqtishohuduna Unair 2015

Senyum kemenangan delegasi FEB UB setelah meraih posisi runner-up pada ajang Iqtishohuduna Unair 2015

Rabu (30/09), tiga orang delegasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), terdiri dari Agung Wicaksono (Ekonomi Islam 2014), Rifaldi Majid (Akuntansi 2014) dan Fathur Rahman Utomo (Akuntansi 2014) mengikuti rangkaian kegiatan Iqtishohuduna Universitas Airlangga 2015 dan berhasil mengharumkan nama FEB UB dengan meraih juara II dalam ajang tersebut. Pada dasarnya, acara tersebut merupakan kompetisi karya tulis (call for paper), namun dirangkaikan dengan acara seminar nasional, study trip, dan Halal fair. Delegasi yang berpartisipasi sebagai finalis call for paper Iqtishohuduna berjumlah 10 kelompok dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia.

Iqtishohuduna merupakan acara tahunan yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Ekonomi Islam (Hima Ekis) Universitas Airlangga. Acara tersebut dimulai dari tanggal 30 September 2015 hingga 3 Oktober 2015. Pada tanggal 30 September 2015, tiga delegasi FEB UB tersebut menjajaki tanah Surabaya dan disambut oleh panitia yang bertugas sebagai pendamping delegasi (Liaison Officer) Iqtishohuduna. Pada hari kedua (1/10/2015), Delegasi FEB UB mengikuti acara seminar nasional di Gedung Rektorat Universitas Airlangga. Kemudian pada sore harinya menghadiri technical meeting (TM) mengenai teknis presentasi dan studi kasus yang akan dilaksanakan di keesokan harinya.

Delegasi FEB UB mendapat urutan presentasi terakhir, yaitu nomor 10 dengan membawakan studi kasus, Potensi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk Lembaga Syariah yang Ada di Indonesia. Fathur Rahman Utomo, salah satu delegasi FEB UB berpendapat bahwa hampir seluruh finalis yang melakukan presentasi pada hari tersebut sangat luar biasa namun konten yang dipresentasikan terlalu teoritis dan lebih pada pola dan skema. Sedangkan, delegasi FEB UB mempresentasikan ide yang lebih aplikatif dan menjadi poin utama yang dilirik oleh para juri sehingga delegasi dari FEB UB mempu menggait juara II dalam ajang tersebut. (gde/the/azm)

FEB UB Menggelar Program Pelatihan Pelaporan CSR, Satu-Satunya di Indonesia

$
0
0

Selasa (6/10), Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (JA FEB UB) menyelenggarakan Training of Trainer Certified Sustainability Reporting Specialist (TOT CSRS). CSRS merupakan program pelatihan yang diadakan oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR) dan bertujuan untuk mengembangkan kecakapan manajemen yang berkelanjutan.

Acara tersebut bertempat di Ruang Sidang Utama FEB UB, dengan pemateri Dr. Ali Darwin (Ketua Institute of Certified Sustainability Reporting), Dr. Erwin Saraswati, Ak., CPMA., CSRA., CA, dan Prof. Eko Ganis Sukoharsono, Ph.D. Pelatihan tersebut menjadi kebanggaan tersendiri FEB UB, sebab merupakan satu-satunya di Indonesia yang diadakan setiap setahun sekali. Peserta yang hadir pada TOT CSRS, kebanyakan merupakan dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, selain itu dihadiri juga oleh mahasiswa program pasca sarjana. Sementara bagi praktisi yang berkeinginan untuk ikut, dapat mengikuti pelatihan khusus yang bertempat di Jakarta.

Hal yang dibahas dalam acara tersebut adalah Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu program kepedulian sosial yang harus dijalankan oleh setiap perusaan sebagai tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan. CSRS bertujuan untuk mengembangkan kapabilitas tambahan perusahaan dalam beberapa hal, antara lain:

  1. Menyiapkan Pelaporan keberlanjutan dan CSR
  2. Analisis dari laporan keberlanjutan dan CSR
  3. Pengaturan keberlanjutan dan departemen CSR
  4. Memformulasikan kebijakan CSR dengan standar yang berlaku

CSRS diadakan dalam tiga hari berturut-turut dengan fokus bahasan tertentu di tiap pertemuannya. Hari pertama, overview tentang CSR, antara lain mengapa perushaan perlu mengadakan CSR, bagaimana pengungkapan laporan CSR, maupun hal-hal yang perlu dilaporkan dalam laporan CSR yang dibuat perusahaan. Hari kedua, fokus pembahasan pada standar-standar yang digunakan dalam membuat laporan CSR dan dilengkapi dengan pelatihan pembuatan laporan CSR pada hari ketiga.

Dr. Erwin Saraswati, Ak., CPMA., CSRA., CA berpendapat bahwa CSR wajib dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab atas dampak negatif dari eksternalitas perusahaan yang merusak lingkungan dan membebani masyarakat. Sehingga melalui pelatihan tersebut perusahaan diharapkan dapat membuat laporan CSR yang baik. (gde/the/azm)

ICATAS Sukses Selenggarakan Mr. Taxes

$
0
0

Selasa (13/10), bertempat di gedung F lantai 7, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) melalui salah satu lembaganya, yakni Integrated Center of Accounting Taxation Assurance Services (ICATAS) menyelenggarakan seminar yang bertajuk “Mr. Taxes” yang mengusung tema Challenge of Economics Toward E-commerce. Setidaknya 200 peserta hadir dalam seminar ini. Terselenggaranya acara tersebut merupakan bentuk kerjasama ICATAS dengan Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pajak. Sehingga pajak bukan lagi sebagai sesuatu yang menakutkan akan tetapi menjadi bentuk sumbangsih masyarakat demi kemajuan bangsa dan negara.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Dekan FEB UB, Prof. Candra Fajri Ananda, S.E., M.Sc., Ph.D. Beliau memberikan sambutan dan ucapan terima kasih seluruh pihak yang terlibat, terutama para panitia berkat terselenggaranya seminar “Mr. Taxes” dengan baik. Beliau juga berharap, “Semoga melalui kesempatan ini, akan timbul kesadaran untuk membayar pajak baik pada kalangan mahasiswa, maupun kalangan masyarakat luas. Terlebih lagi, hampir 70% biaya pembelanjaan negara berasal dari pajak”. Sehingga pada saat ini, pajak merupakan tulang punggung negara, dan merupakan sektor yang sangat penting bagi negara, serta kesejahteraan masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, hadir tiga orang narasumber, yakni Ir. Yulianingsih, M.Tax.; Ubaidillah, S.E., Ak, serta Lia Puji Lestari. Pembahasan ketika diskusi adalah mengenai definisi pajak, diantaranya: pajak merupakan kontribusi wajib warga negara kepada negaranya, pajak sifatnya dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang yang berlaku, serta pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah demi kemakmuran rakyat. (feb/azm)

Pelepasan Alumni Periode III TA 2015/2016 : 21 Alumni Raih Predikat Cumlaude

$
0
0

Malam pelepasan calon wisudawan dan wisudawati program sarjana, dan pasca sarjana Periode III Tahun Akademik 2015/2016 telah dilangsungkan pada tanggal 16 Oktober 2015. Bertempat di Basement Gedung E Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), acara diawali dengan pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan laporan oleh Dr. Fatchur Rahman. Beliau bersyukur kepada Tuhan atas terlaksananya acara ini, serta turut menyampaikan selamat berjuang, dan semoga sukses kepada calon wisudawan dan wisudawati FEB UB.

Dalam laporannya, Beliau mengumumkan jumlah wisudawan dan wisudawati yang mampu mendapatkan predikat cumlaude pada periode ini, yaitu berjumlah 21 mahasiswa yang terdiri dari 4 orang dari S-1 Program Studi Ekonomi Pembangunan, 12 orang dari S-1 Jurusan Manajemen, 4 orang dari S-1 Jurusan Akuntansi dan 1 orang dari S-2 Jurusan Akuntansi. Hal ini cukup membanggakan, mengingat tidak mudah dan membutuhkan kerja keras untuk meraih predikat tersebut.

Dalam agenda kali ini, FEB UB memberikan penghargaan kepada wisudawan dan wisudawati peraih predikat skripsi terbaik. Tiga orang wisudawan dan wisudawati FEB-UB yang berhasil mendapatkan predikat tersebut yaitu (1) Visi Saujaningati K, S.E. (Program Studi Ekonomi Pembangunan) dengan judul skripsi “Analisis Sektor Produksi Pendorong Terwujudnya Pertumbuhan Inklusif di Jawa Timur” dengan dosen pembimbing Dwi Budi Santoso, S.E.,M.S., Ph.D.; (2) Zelly Sidi Zamzami, S.E. (Program Studi Manajemen) dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Universitas Brawijaya.” dengan dosen pembimbing Prof. Dr. Armanu, S.E., M.Sc.; (3) Ana Tri Nurkholidah, S.E. (Program Studi Akuntansi) dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pemilik UMKM pada KPP Pratama Batu” dengan dosen pembimbing Nurul Fachriyah, S.E., M.S.A., Ak.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian kesan dan pesan dari perwakilan calon wisudawan dan wisudawati. Program Sarjana diwakili oleh Indri Nur Resita, S.E., sedangkan dari Program Pasca Sarjana diwakili oleh Rizky Firmansyah, M.S.A. Mereka mewakili calon wisudawan dan wisudawati untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pimpinan, dosen, staff dan pihak penunjang kegiatan pembelajaran di FEB UB.

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan FEB UB, Prof. Chandra Fajri Ananda, SE., MSc., Ph.D., yang memberikan ucapan rasa syukur karena telah berlangsungnya acara tersebut. Beliau berharap, calon wisudawan dan wisudawati mampu mengikuti perubahan yang ada serta menjadi pelopor dari perubahan tersebut untuk menuju sebuah keberhasilan. Akhirnya acara pun ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Sutoyo., yang kemudian dilanjutkan agenda ramah tamah. (feb/azm)

Lomba Karaoke Meriahkan Dies Natalis FEB UB ke 54 Tahun

$
0
0

lomba karaoke febSelasa (27/10) bertempat di halaman depan Gedung Dekanat, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menyelenggarakan lomba karaoke dalam rangka memperingati Dies Natalis FEB UB yang ke-54 tahun. Sebanyak 50 peserta yang merupakan dosen, karyawan, hingga kalangan mahasiswa FEB UB turut berpartisipasi dalam lomba tersebut. Acara berlangsung dengan sangat meriah, hal ini terlihat dari antusiasme para peserta maupun para penonton dalam mengikutinya.

Dekan FEB UB, Prof. Candra Fajri Ananda, S.E., M.Sc., Ph.D, dalam sambutannya menyampaikan ribuan terima kasih kepada para panitia Dies Natalis atas terselenggaranya acara ini. Beliau berharap melalui kegiatan ini, akan terjalin kebersamaan antar pegawai, dosen, dan mahasiswa di lingkungan FEB UB. Sehingga bagi para mahasiswa, kegiatan ini dapat menjadi fasilitas serta peluang yang diberikan oleh FEB UB dalam rangka meningkatkan prestasi non akademik mereka”, imbuhnya.

Adapun lagu-lagu yang menjadi pilihan para peserta sangat beragam, mulai dari lagu rock, hingga pop, seperti lagu dari Iwan Fals, bahkan sejumlah lagu daerah turut dibawakan. Adapun kriteria yang ditetapkan oleh dewan juri dalam hal penilaian, untuk vokal memiliki bobot 70%, penghayatan dalam menyanyikan lagu memiliki bobot 20%, sedangkan untuk penampilan para peserta memiliki bobot 10%. Sehingga total dari keseluruhan berjumlah 100%. Bobot penilaian tersebut yang nantinya akan menjadi acuan dasar sebagai bahan pertimbangan dewan juri dalam menentukan para finalis. Dewan juri yang terlibat dalam acara ini adalah dosen Jurusan Ilmu Ekonomi, Wildan Syafitri, Ph.D.; dan dosen Jurusan Akuntansi, M Tojibussabirin, MBA., Ak..

Pada dasarnya Dies Natalis merupakan suatu peringatan atas hari lahir, yang di dalam sejumlah besar budaya dianggap sebagai peristiwa penting yang menandai awal perjalanan. Oleh karena itu, secara turun-temurun peringatan itu dirayakan dengan penuh syukur dan kebahagiaan. Peristiwa ini biasanya lebih dikenal di kalangan organisasi ataupun perguruan tinggi yang mempunyai fungsi utama melahirkan para sumber daya manusia dan ilmuwan akademisi yang berkualitas. (feb/azm)

Dukung Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah, FEB UB Selenggarakan Seminar

$
0
0

Bertempat di gedung Widya Loka Universitas Brawijaya pada tanggal 3 November 2015, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menyelenggarakan Seminar Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah yang bertajuk ”Membangun Industri Pasar Modal Syariah yang Tumbuh, Stabil, dan Berkelanjutan”. Terselenggaranya acara tersebut merupakan bentuk kerjasama FEB UB dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) yang bertujuan untuk mengembangkan perekonomian yang berbasis syariah agar dapat berkontribusi secara optimal serta memiliki peran penting dalam perekonomian nasional.

Acara tersebut dihadiri oleh puluhan mahasiswa FEB UB yang tampak sangat antusias dalam mengikuti tahapan kegiatan. Dalam kegiatan tersebut turut hadir Prof Candra Fajri Ananda Ph.,D selaku Dekan FEB UB yang pada kesempatan ini juga bertindak sebagai Ketua Pelaksana. Dalam sambutannya, Beliau menyampaikan mengenai perekonomian kita yang cukup banyak cobaan dari berbagai hal, akan tetapi para ekonom akan selalu kuat menghadapi cobaan-cobaan ini, maka dari itu penting adanya kegiatan-kegiatan seperti ini untuk selalu mempelajari apa yang harus ditingkatkan pada ekonomi kita. Sehingga sangat diharapkan peran dari para ekonom untuk selalu memperbaiki perekonomian di negara kita.

Dalam kesempatan tersebut turut hadir pula Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, MS, selaku Rektor Universitas Brawijaya; Prof. Dr. Ir. Bambang P. Brodjonegoro Ph. D, selaku menteri Keuangan Republik Indonesia sekaligus sebagai ketua IAEI, Ir. Nurhaida, M.B.A selaku kepala eksekutif pengawas pasar modal OJK; dan Gubenur Jawa Timur yang diwakili oleh Jumadi selaku Kepala Biro Perekonomian Jawa Timur.

Terselenggaranya acara tersebut dilatarbelakangi oleh keadaan di negara Indonesia dimana areal riset ekonomi dan keuangan syariah yang masih tergolong sempit. Dampaknya adalah kebutuhan akan tenaga para akademisi dan peneliti dibidang tersebut cukup tinggi agar dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas riset. Tingginya kedual tersebut akan berdampak positif bagi perkembangan serta kebutuhan keuangan syariah yang semakin tumbuh kian pesat. (znl/feb/azm)

Auditing Update Series II 2015: Menelaah Lebih Dalam tentang Audit Planning dan Risk Assesment

$
0
0

Senin (9/11), Jurusan Akunatnsiv (JA), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menggelar acara Accounting Update Series (AUS )II dengan tema “From Theory to Practice”. Ini merupakan kali kedua JA FEB UB menyelenggarakan acara AUS dengan mengundang Drs. M Yusuf Wibisana, M.Ec., CPA (Partner Price Waterhouse Cooper Indonesia, Ketua DSAK Syariah, dan Dosen Universitas Brawijaya) sebagai pemateri.

Bertempat di Aula Gedung F FEB UB, gelaran ini dihadiri oleh lebih dari 100 orang peserta. Para peserta terdiri dari berbagai kalangan, mulai mahasiswa, dosen, hingga para praktisi. Materi yang dipaparkan meliputi Audit Planning dan Risk Assesment dalam proses Auditing. Dalam penjelasannya, Drs. M Yusuf Wibisana, M.Ec., CPA menerangkan bahwa beberapa dekade belakangan ini, terjadi kesalahpahaman tentang Audit Planning, dimana banyak auditor menganggap bahwa proses ini tidak terlalu penting. Padahal melalui proses ini auditor dapat menerawang risiko auditing dan membantu dalam melakukan direct risk analysis. “Efektifitas dan efisiensi suatu audit dipengaruhi oleh kualitas dari Audit Planning-nya,” jelas Beliau.

Proses dalam melakukan audit planning dimulai dari tahap Client Acceptance and Continuence, yaitu proses research terhadap klien untuk mengetahui risiko dalam mengaudit laporan keuangannya. Hal ini dilakukan melalui Audit Clearance yaitu meminta referensi audit dari auditor sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan tahap Understand Client Business and Industry untuk mengetahui lebih dalam tentang bisnis atau industri yang akan diaudit. Selanjutnya, Understand and Evaluate Internal Control dengan melihat desain bisnis, kontrol yang dilakukan, hingga memahami behavior direksi. Tahap selanjutnya yaitu, Risk Assesment Procedure yang dilakukan melalui Business Analitical Framework melalui analisis praktik bisnis yang dilakukan perusahaan dengan SWOT Analysis, Operation Of Entity, dan Market Shares. Tahap selanjutnya adalah Inquiry As A Risk Assesment Procedure dimana auditor eksternal dapat bekerjasama dengan auditor internal dalam hal memperoleh data. Hal ini dapat dilakukan sebab pada dasarnya auditor internal juga sepantasnya memegang prinsip independen dari entitasnya. Selain itu, auditor eksternal juga harus memahami auditor internal baik kualifikasi maupun program penelitiannya. Tahap akhir merupakan Calculating Materiality for Ris Assesment, yang dilihat dari performa manajemen dan penilaiannya dihitung dari laporan keuangan yang di setahunkan (annualized).

Dalam pemaparannya Drs. M Yusuf Wibisana, M.Ec., CPA juga menyelipkan beberapa praktik dalam tahapan Planning Auditing dan Risk Assesment tersebut, seperti Business Analitical Framework, Risk Assesment Framework, dan Kick Off Meeting. Pada dasarnya, melalui praktik tersebut diharapkan seluruh praktisi utamanya auditor, mampu melakukan Audit Planning dan Risk Assesment dengan baik sebelum melakukan auditing. (gde/the/azm)


FEB UB Selenggarakan Vicon dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekenomian

$
0
0

Senin (09/11), bertempat di Ruang Sidang Utama Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menyelenggarakan Vicon dengan perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, yaitu Darmin Nasution. Dalam kegiatan tersebut dibahas mengenai krisis ekonomi yang melanda Indonesia dari 1990 hingga saat ini, dan perbandingan perekonomian yang tumbuh di Amerika serikat yang mampu merubah perekonomian dunia.

Turut hadir juga Dekan FEB UB, Prof. Candra Fajri Ananda, Ph.D. serta 50 peserta yang merupakan mahasiswa FEB UB. yang sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut. Beberapa tempat lain juga mengikuti kegiatan tersebut dengan sangat antusias diantaranya pasca Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI), Gedung In Hasanud serta Pasca FEB UB.

Dalam kegiatan tersebut dibahas pula mengenai posisi puncak yang mampu dicapai oleh perekonomian Indonesia yaitu pada tahun 2008-2009. Pada saat itu perekonomian Indonesia mencapai 6% yang seharusnya moment tersebut mampu kita manfaatkan secara maksimal untuk membangun sektor industri. Namun momentum teresebut tidak mampu dimanfaatkan secara baik sehingga mengakibatkan melemahnya sektor industri yang dimiliki oleh Indonesia saat ini.

Selanjutnya pembahasan mengarah pada Undang-undang Minerba yang baru berlaku pada tanggal 12 Januari 2014 yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Adapun dengan undang-undang ini pengusaha dilarang untuk mengekspor 6 jenis bahan mentah diantaranya emas, nikel, bauksit, bijih besi, tembaga dan batu bara. (feb/azm)

Accounting Update Series II 2015 (Day 2): Pasar Jasa dan Tenaga Kerja Akuntansi, Potensial bagi KAP Kecil Menengah

$
0
0

Selasa (10/11), Rangkaian acara Accounting Update Series II (AUS II) kembali digelar di tempat yang sama, yaitu Gedung F Lt. 7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB). Pada hari kedua ini, AUS II diisi dengan materi oleh Drs. Mustofa, Ak., CA (Partner Deloitte Indonesia, Komisioner Independen beberapa perusahaan, sekaligus Founding Father Akuntansi Brawijaya).

Materi yang dibahas pada hari kedua adalah Persaingan Pasar Jasa dan Tenaga Kerja Akuntansi. Dalam penjelasannya Drs. Mustofa, Ak., CA berpendapat bahwa persaingan dalam dunia akuntansi semakin ketat terutama dalam dua sektor, yakni persaingan jasa dan persaingan tenaga kerja. Pasalnya, kedua sektor tersebut dapat dimasuki oleh siapa saja dari berbagai kalangan. Beliau memaparkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja akuntansi semakin berkembang. Kebutuhan tenaga kerja terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga sangat dibutuhkan peran Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memenuhi kebutuhan pasar.

Menurut beliau, KAP menengah kecil harus berjuang dalam menghadapi persaingan tersebut terlebih lagi dengan eksistensi Big Four di Indonesia. Oleh sebab itu, untuk meraup potensi tersebut KAP diimbau untuk melakukan merger agar memperkuat eksistensinya dalam masyarakat. Sebab KAP yang ada di Indonesia cenderung bersifat isolatif dan merasa mampu berdiri sendiri. Terlepas dari itu, brand, menjadi fokus utama yang harus dibangun oleh setiap KAP untuk menunjukkan keunggulan dan reputasi yang baik. Kedepan, profesi akuntan akan semakin banyak diminati didukung dengan diberlakukannya banyak aturan yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan audit. Oleh sebab itu, pasar akuntan publik akan semakin meningkat seiring kebutuhan atas jasa audit.

Dalam pemaparannya, Drs. Mustofa, Ak., CA juga menjelaskan bahwa Big Four baru memenuhi 15% dari jasa audit dengan perbandingan pendapatan yang lebih tinggi dari KAP kecil menengah. Hal ini juga disebabkan oleh konsentrasi pasar akuntansi yang semakin berkembang. Oleh sebab itu, harus dibuat pilihan yang lebih besar dalam jasa akuntan di Indonesia. (gde/the/azm)

APBN 2016 Terpasung Penerimaan?

$
0
0

Drama politik mengenai pengesahan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 telah berakhir melalui sidang paripurna DPR pada pengujung Oktober 2015.

Dari sidang tersebut, pemerintah akan dibebani beberapa instrumen APBN sebagai berikut. Pertama, pendapatan negara direncanakan mencapai Rp1.822,5 triliun yang terdiri atas penerimaan pajak Rp1.546,7 triliun, penerimaan bukan pajak Rp273,8 triliun, dan dana hibah Rp2 triliun. Kedua, alokasi belanja negara mencapai Rp2.095,7 triliun dengan perincian belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.325,6 triliun serta perimbangan ke daerah dan dana desa sebesar Rp770,2 triliun.

Ketiga, rancangan APBN juga menetapkan rencana pembiayaan anggaran sebesar Rp273,2 triliun (defisit 2,15%). Output dari ketetapan APBN 2016 juga menghasilkan konsensus terkait dengan beberapa target makro ekonomi nasional.

Pertumbuhan ekonomi pada 2016 diproyeksikan 5,3%, inflasi terkendali pada angka 4,7%, kurs rupiah menguat hingga Rp13.900 per dolar Amerika Serikat (AS), tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 5,5%, Indonesia crude price (ICP) USD50 per barel, lifting minyak 830.000 barel per hari, dan gas dihasilkan 1,15 juta barel setara minyak.

Selain itu, tingkat kemiskinan tidak lebih dari 9-10%, indeks rasio gini mampu ditekan hingga 0,39, IPM 70,1, dan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mampu ditekan hingga 5,2-5,5%. Untuk mengawal targettarget yang sudah ditetapkan, pemerintah perlu belajar dari masa kepemimpinan di tahun pertama yang aplikasinya masih cukup jauh dari gembargembor di awal 2015.

Langkah pembuka dalam proses pengajuan dan pengesahan APBN 2016 sudah menjadi awal yang baik karena dilakukan sebelum tahun 2015 berakhir. Upaya ini dapat memperpanjang masa persiapan institusi pemerintah untuk melakukan proses birokrasi layanan publik. Pengalaman di 2015 menjadi pijakan di mana proses pelayanan publik nyaris hanya efektif berjalan dalam 6 bulan karena molornya penetapan APBN 2015.

Selain proses penetapan APBN 2016 yang sudah cukup kreatif untuk diselesaikan sebelum pergantian tahun, penulis juga memiliki beberapa catatan penting yang sekiranya perlu diungkapkan agar mendapatkan perhatian sebagai dasar penyusunan kebijakan. Pertama, dilema antara melanjutkan program pengalihan subsidi untuk meningkatkan belanja infrastruktur atau meningkatkan subsidi pada beberapa kebutuhan dasar (seperti BBM dan tarif listrik).

Kedua kebijakan tersebut di Indonesia sama-sama memegang peranan penting sekalipun dampaknya tidak selalu terasa secara langsung terhadap masyarakat. Pengembangan infrastruktur yang merata dalam jangka panjang akan menunjang citacita untuk mewujudkan pertumbuhan yang inklusif.

Namun pada sisi yang lain, dengan pengalokasian belanja infrastruktur dari hasil pengurangan subsidi, timbul kritikan karena desain kebijakan tersebut terkesan mengesampingkan beberapa efek jangka pendek. Kemiskinan sebagai salah satu indikator makroekonomi yang utama dapat dijadikan salah satu titik perhatian. Rekaman data dari BPS menunjukkan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada periode Maret 2015 mengalami kenaikan dengan total mencapai 28,59 juta jiwa.

Secara teori, angka kemiskinan yang meningkat dapat disebabkan karena daya beli masyarakat tengah mengalami kontraksi. Penurunan daya beli bisa didorong dari faktor kenaikan harga (inflasi) dan tingkat pendapatan yang tidak menemukan titik ekuilibrium. Situasi ini yang kemudian direspons dengan maraknya demo kenaikan upah, terutama dari kalangan buruh, untuk menyeimbangkan antara penerimaan dan pengeluaran di tingkat rumah tangga.

Respons lanjutan dari pemodal/ pemilik perusahaan menjadi menarik untuk ditunggu dan mudah-mudahan tidak terjebak pada pola PHK serta “memaksa” meningkatkan harga jual produknya demi menjaga keseimbangan neraca keuangan perusahaan. Jika pemerintah tidak cukup jeli mengatasi permasalahan ini, dikhawatirkan akan semakin mengancam stabilitas ekonomi dan politik nasional.

Niatan untuk mengurangi subsidi perlu ditera ulang karena efeknya dapat menggelinding bak bola salju yang dapat mematahkan sendi-sendi fundamental makro ekonomi. Solusi sederhananya, pemerintah perlu fokus untuk meningkatkan penerimaan/pemasukan terhadap kas negara hingga nantinya antara kebutuhan subsidi dan belanja infrastruktur tidak membahayakan satu sama lain.

Kedua, evaluasi terhadap pajak sebagai tulang punggung utama penerimaan kas negara pada tahun 2015 kinerjanya relatif tersendat-sendat. Hingga dua bulan menjelang penutupan tahun 2015, pajak nonmigas yang dikumpulkan masih sebesar Rp714,5 triliun dan pajak migas baru Rp43 triliun sehingga total pajak yang terserap baru Rp758,27 triliun (58,6%) dari target APBN-P 2015 sebesar Rp 1.244,7 triliun.

Dirjen Pajak juga mengakui bahwa tax ratio sebagai perbandingan antara penerimaan pajak dengan produk domestik bruto (PDB) hingga Oktober 2015 hanya 11% atau di bawah target APBN-P 2015, 12,7%. Capaian ini masih cukup rendah jika dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 16% dan Singapura yang bahkan sudah 18%. Jika merunut pada kalkulasi yang disampaikan Dirjek Pajak mengenai “lolosnya” beberapa potensi pendapatan pajak, ratarata Indonesia kehilangan Rp400 triliun pada setiap tahunnya.

Angka ini jelas cukup menggiurkan dan dapat menutup alokasi kebutuhan belanja infrastruktur yang dianggarkan sekitar Rp313,5 triliun pada 2016. Dirjen Pajak juga mengemukakan salah satu alasan penyebab kurang terpenuhinya target penerimaan pajak adalah lesunya kegiatan perekonomian dan rendahnya capaian pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015.

Ketiga, Sisa Lebih Pembiayaan (Silpa) 2015 diperkirakan cukup tinggi karena tingkat penyerapan anggaran yang cukup rendah. Perkiraan dari Ketua Staf Ahli Wapres Sofjan Wanandi (Sindonews.com, 4/11/2015) mengenai penyerapan anggaran hingga akhir tahun 2015 maksimal hanya berkisar 80%.

Proses birokrasi disinyalir menjadi penghambat efektivitas anggaran, terutama karena perubahan nomenklatur beberapa kementerian/lembaga (K/L) pemerintahan, dampak psikologis dengan adanya ketakutan pelanggaran korupsi, dan mundurnya masa pengesahan APBN 2015.

Dengan mundurnya masa pengesahan APBN 2015, durasi waktu untuk K/L dalam melakukan layanan publik menjadi terhambat sehingga berdampak pada lesunya pertumbuhan ekonomi dan bermuara pada rendahnya pendapatan dari pajak. Dengan terselesaikannya rancangan APBN 2016, Presiden telah mengimbau penggawa di setiap K/L untuk segera mematangkan penyusunan dan persiapan kebijakan publik dalam durasi yang lebih panjang.

Keempat, mendorong realisasi investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri (PMA dan PMDN). Incremental Capital Output Ratio (ICOR) digunakan sebagai ukuran efisiensi investasi yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hasil kajian Bappenas tahun 2014 silam, nilai ICOR Indonesia masih berkisar 5,12% yang berarti untuk mendongkrak 1% pertumbuhan membutuhkan 5,12% pertumbuhan investasi dan belanja modal (termasuk infrastruktur).

Hal ini menunjukkan efisiensi investasi yang kita capai masih rendah jika bandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya dengan struktur demografi sejenis seperti Brasil (2,55%), Rusia (3,41%), Tiongkok (4,36%), dan India (4,92%). Kondisi ini menunjukkan pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup serius terkait dengan kualitas infrastruktur ekonomi dan birokrasi pemerintah.

Berdasarkan pengalaman pada APBN 2015, tidak hanya permasalahan anggaran yang kita hadapi saat ini, terutama jika dilihat dari Silpa yang cukup tinggi, tetapi yang sering luput dari perhatian kita adalah sistem birokrasi yang “belum berjalan seiring” dengan semangat menggebu Presiden dan tingginya harapan masyarakat.

Dengan demikian, tugas utamapemerintahterkaitAPBN 2016 praktis tinggal meneruskan upaya yang sudah dibangun di akhir tahun 2015 ini. Dengan durasi waktu persiapan yang relatif lebih panjang dari tahuntahun sebelumnya, seharusnya para menteri perlu membuat langkah cepat dan berkualitas mulai dari penyusunan tahapan birokrasi yang lebih efisien, pengawasan penggunaan anggaran hingga ketepatan sasaran alokasi anggaran.

Implikasi dari APBN 2016 ini akan berdampak besar terhadap roda perekonomian ke depan. Birokrasi yang baik akan berhubungan positif dengan proses penyerapan, daya dorong fiskal terhadap aktivitas pasar, dan tentunya mendorong capaian yang lebih baik dari penerimaan negara.

CANDRA FAJRI ANANDA
Dekan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang

Sumber : http://www.koran-sindo.com/news.php?r=0&n=2&date=2015-11-16

FEB UB Selenggarakan Workshop Tentang Publikasi Jurnal Internasional

$
0
0

Kamis (19/11) bertempat di Ballroom Oryza Sativa Guest House UB, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menyelenggarakan workshop yang bertajuk “Targeting An International Jounal and Analysing Qualitative Data Using NVIVO II Pro”. Terselenggaranya acara tersebut merupakan bentuk kerjasama FEB UB dengan Centre of Trining for Research and Publication (CRP) yang bertujuan untuk kepentingan publikasi internasional, dan di dalamnya terdapat informasi aplikasi khusus untuk mendeteksi jurnal.

Pembicara pada agenda kali ini ialah Dr. Elvia Shauki, Beliau merupakan seseorang yang sangat berpengalaman dalam bidang tersebut dan merupakan dosen di dua perguruan tinggi ternama, yaitu Universitas Indonesia (UI) dan juga University of South Australia. Acara tersebut dihadiri oleh ratusan peserta yang berasal dari dosen UB, para peserta sangat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam kesempatan tersebut dibahas mengenai beberapa hal, dan juga para peserta diminta untuk mempraktikkannya secara langsung berbagai aplikasi tersebut diantaranya

  • Qualitative data
  • Content analysis
  • Thematic analysis
  • Constant comparative analysis
  • Grounded theory;and
  • Discourse analysis

 

Pada dasarnya saat ini para peneliti dihadapkan dengan berbagai tantangan terutama yang terjadi di Indonesia. Diantanya adalah masih minimnya jurnal yang terakreditasi internasional dan juga berbagai hasil riset yang masih belum terkoneksi dengan industri dan pemerintahan. (feb/azm)

JPIC FEB UB Fasilitasi Mahasiswa Persiapkan Diri untuk Berkarir

$
0
0

Bertempat di Aula Gedung D Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), pada tanggal 20 November 2015 diselenggarakan pelatihan soft skill, bertajuk ”Pengembangan Diri dalam Mempersiapkan Diri Memasuki Dunia Kerja”. Terselenggaranya acara tersebut merupakan bentuk kerjasama FEB UB dengan Job Placement and Information Center (JPIC) FEB UB. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mempersiapkan para mahasiswa agar siap dan mampu terjun dalam dunia kerja setelah lulus nanti.

Acara tersebut dihadiri oleh puluhan mahasiswa FEB UB yang tampak sangat antusias dalam mengikuti tahapan kegiatan. Pembicara pada kesempatan tersebut yaitu Rahcmawati., S.PSi., M.Com. Dalam kesempatan tersebut dibahas mengenai Self Motivation and Comunication Skill. Meliputi cara menggali potensi diri dalam menentukan passion pekerjaan, serta tips dan strategi bagaimana menghadapi wawancara pekerjaan.

Terselenggaranya acara tersebut dilatarbelakangi oleh keadaan yang sering terjadi di negara kita, seperti kesulitan dalam hal mendapatkan pekerjaan, hingga memaksa para tenaga kerja produktif untuk menjadi pengangguran. Tidak peduli mereka lulusan program Diploma, Sarjana, bahkan Magister. Sejumlah faktor menjadi penghambat yang berakibat pada bertambahnya jumlah pengangguran yang ada di negara Indonesia.

Belum lagi persaingan di dunia kerja yang tergolong cukup ketat, sehingga dapat kian menyulitkan para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka impikan. Dalam hal ini pengalaman dalam bekerja, serta soft skill yang dimiliki oleh para pencari kerja sangat menentukan layak atau tidaknya seseorang diterima dalam sebuah perusahaan. (feb/azm)

Viewing all 811 articles
Browse latest View live