Quantcast
Channel: Berita – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Viewing all 811 articles
Browse latest View live

Departmen Advokesma

$
0
0

Advokesma (Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa) merupakan salah satu Departemen yang berada di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sesuai dengan fungsi BEM sebagai badan eksekutif yang menaungi mahasiswa FEB, BEM diharapkan mampu memberikan manfaat dan pengabdian kepada  mahasiswa. Selama ini banyak sekali permasalahan mahasiswa yang tak kunjung terselesaikan karena ketidaktahuan mahasiswa terhadap sistem birokrasi. Selain itu, banyak informasi dari pihak birokat fakultas maupun universitas yang luput dan tidak tersampaikan kepada mahasiswa, baik itu informasi mengenai beasiswa atau informasi lainnya. Maka dari itu, Departemen Advokesma Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis dibentuk.

Departemen Advokesma menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi advokasi dan fungsi pelayanan. Dalam fungsi advokasi, Departemen Advokesma bertugas melakukan pendampingan kepada mahasiswa yang memiliki permasalahan administrasi baik akademik maupun keuangan. Selain itu Advokesma juga menjalankan tugasnya sebagai penyambung lidah dari mahasiswa kepada pihak Dekanat maupun pihak Rektorat. Sedangkan pada fungsi pelayanan, Advokesma membantu mengkoordinasi pemberian beasiswa maupun pemberian informasi lain yang berasal dari pihak Fakultas maupun Universitas.

Dalam melaksanakan dua fungsi tersebut, dengan mengusung tema “Cerdas dalam beraksi untuk Kesejahteraan Mahasiswa.”. Advokesma memiliki beberapa program kerja yaitu Advo Action (Advo Center, Media Informasi dan Publikasi, Sinergi Advo),dan beasiswa DEBU. Bentuk dan waktu kegiatan Departemen Advokesma ialah pelayanan yang berkesinambungan selama periode kepengurusan BEM FEB UB 2019 dengan target peserta kegiatan seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisni Universitas Brawijaya.

Dengan rencana program kerja tersebut diharapkan pengurus departemen advokesma pada khususnya dan seluruh anggota BEM pada umumnya dapat memberikan makna dan manfaat yang positif kepada sekitar dan mampu menjalankan fungsi ke-eksekutifan secara maksimal.


Economics and Business Champions League (EBCL)

$
0
0

Latar Belakang
Perkembangan olahraga dan seni pada era modern sudah sangat pesat. Atlet-atlet dan para
seniman muda telah bermunculan seiring dengan perkembangan tersebut. Bagi masyarakat,
kesadaran untuk berolahraga telah cukup meningkat. Banyak orang yang mulai menjadikan
olahraga sebagai rutinitas sehari-hari mengingat manfaatnya terhadap kesehatan. Selain itu,
sebagian orang rela meluangkan waktunya untuk olahraga sebagai sarana untuk melepas penat
sejenak disela jadwal yang padat dan tugas yang menumpuk. Bidang seni pun tidak mau kalah.
Berkembangnya media untuk menyalurkan bakat dan minat di bidang seni membuat senimanseniman muda menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menuangkan idenya.
Begitu pun perkembangan olahraga dan seni bagi mahasiswa. Sebagian mahasiswa dengan
niatnya mengikuti UKM olahraga dan seni bertekad mengembangkan minat dan bakatnya agar
dapat meraih prestasi. Bagi sebagian lainnya olahraga hanya dijadikan sebagai rutinitas untuk
menjaga kesehatan dan sarana hiburan disamping kesibukan yang padat. Sedangkan untuk seni
juga hampir sama dengan olahraga, sebagian mahasiswa hanya menjadikannya selingan untuk
melepas bosan atau hanya sekadar main-main saja.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis maupun Universitas Brawijaya telah memiliki
beberapa lembaga dan komunitas yang dapat digunakan untuk mengembangkan softskill maupun
hardskill di bidang olahraga dan seni. Lembaga dan komunitas itulah nanti yang akan membawa
mahasiswa yang berpotensi dan berbakat menjadi berprestasi melalui berbagai perlombaan dan
pertandingan yang akan diikuti. Melalui perlombaan dan pertandingan itulah akan muncul jiwa
sportif, daya saing yang tinggi, dan kreativitas yang tinggi. Dengan hal itu pula akan muncul bibitbibit unggul yang akan dapat mengembangkan dirinya lagi di lingkup yang lebih luas.
Namun tidak semua mahasiswa yang memiliki minat dan bakat di bidang olahraga dan seni
sudah sepenuhnya ternaungi oleh lembaga maupun komunitas. Ada sebagian mahasiswa yang
pasti memiliki potensi tapi tidak mengikuti lembaga atau komunitas yang ada untuk
mengembangkan dirinya lebih lanjut lagi. Melalui kompetisi olahraga dan seni ” ECONOMICS
AND BUSINESS CHAMPIONS LEAGUE (EBCL) 2019”, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (BEM FEB UB) mencoba untuk menjadi fasilitator
pemikiran tersebut. Dengan kegiatan kompetisi olahraga dan seni semacam ini yang sarat akan
persaingan, baik pada proses seleksi pemain di tahap liga yang ada di masing-masing jurusan,
maupun nanti sampai akhirnya pada saat delegasi masing-masing jurusan dipertemukan di EBCL
2019, diharapkan par apeserta yaitu seluruh mahasiswa S1 aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
dapat membangun mental bersaing yang tangguh dan menjunjung tinggi nilai sportifitas serta
memiliki kesadaran untuk dapat selalu menjadi yang terbaik. Selain itu, acara EBCL 2019 ini juga
dapat membangun keakraban antar mahasiswa dari seluruh angkatan, meningkatkan sportivitas
pada diri individu mahasiswa, serta menyalurkan bakat seni dan bakat olahraga dari mahasiswa
FEB UB.
Besar harapan kami bahwa pada jangka panjangnya ajang olahraga dan seni seperti ini dapat
menjadi sumber motivasi bagi seluruh lembaga dan komunitas olahraga dan seni di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis agar dapat lebih maju dan berkembang.
Tema Kegiatan
Tema dari kegiatan ini adalah “Fun, Sportifity, and Friendship”
Maksud dan Tujuan
Tujuan secara umum yang ingin dicapai melalui kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
peran serta mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakulas Ekonomi dan Bisinis Universitas Brawijaya
dalam mengembangkan kualitas pribadinya, khususnya sikap sportifitas dan kebersamaan yang
lebih baik serta memaksimalkan potensi yang dimiliki. Dengan membangun semangat yang baru
diharapkan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisinis dapat menjadi pribadi yang unggul dan
manfaat.
Selain tujuan secara umum, adapun tujuan secara khusus yang ingin dicapai dalam kegiatan
ini, yaitu :
1. Mahasiswa S1 FEB UB mempunyai euforia atau animo terhadap Economis and Business
Champion League (EBCL) 2019
2. Sebagian besar Mahasiswa FEB UB dapat menyalurkan ekspresi dan kemampuan mereka
khususnya di bidang olahraga dan seni
3. Semua Mahasiswa FEB UB merasakan rangkaian kegiatan Economis and Business Champion
League (EBCL) 2019
4. Menjaga tali silaturahmi antar Mahasiswa FEB UB dengan penanaman nilai kekeluargaan
dalam wadah profesionalitas dan sportivitas
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Economis and Business Champion League (EBCL) 2019 ini dilaksanakan pada :
1. Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019
Tempat : SM Futsal dan Champions Mandala Tidar
2. Hari/Tanggal : Minggu, 20 Oktober 2019
Tempat : SM Futsal, Champions Mandala Tidar, dan GOR Badminton Rajabasa
3. Hari/Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2019
Tempat : Basement Gedung E FEB UB
4. Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Oktober 2019
Tempat : SM Futsal, Champions Mandala Tidar, dan GOR Badminton Rajabasa
5. Hari/Tanggal : Minggu, 27 Oktober 2019
Tempat : Champions Mandala Tidar

Perspektif Manajemen 2019: “Strategi dan Inovasi Berbisnis di Era Perkembangan Teknologi” dan “Persiapan Dalam Menjadi Investor Millenial”

$
0
0

 

Must take effort and activities that a provision in preapering campus’s intellectual cadres to be able to face global challenges that are specifically realated to the econmy.

Therefore, Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Faculty of Economics and Business University of Brawijaya held “Perspektif Manajemen 2019” by the topic Business Strategy and Innovation in the Era of Technological Development and “Perpektif manajemen 2” by the topic “ Get Ready To Be Millenial Investor” with the hope that it could facilitate Management Department students to have dialogue regarding issues that related to the current economic situation from management’s scientific perspective together with the academics, practitioners, and relevant agencies. So that students can know and understand well how the application of knowledge that has been learned in facing the dynamics of the Indonesian and global economy.

This activity held on March 26th 2019  and November 30th 2019 at the hall of Building D Faculty of Economics and Business University of Brawijaya and was attended by Management Department students. This activity starts at 09.30 a.m to 11.55 a.m. which discussed related technopreneur delivered by academics, practitioners, and related agencies that attended this activity.

 

BERITA ACARA CAMP REGENERASI PENGURUS PMK MALEAKHI 2019

$
0
0

Camp Regenerasi Pengurus yang diadakan oleh PMK Maleakhi akan dilaksanakan pada  tanggal 20-21 Desember 2017. Acara Camp Reg dipersiapkan oleh semua pengurus lama bersama tim kecil PMK Maleakhi dari jauh hari. Acara akan dimulai dari jam 11 pagi dimana semua pengurus lama beserta calon pengurus berkumpul di gazebo sebagai meeting point pertama. Selanjutnya jam 12 seluruh peserta sudah berangkat menuju lokasi yaitu bertempat di Villa Vivi, Kota Batu. Sekitar jam 13 siang , seluruh peserta sudah sampai di lokasi dan kemudian langsung menyantap makan siang bersama.

Camp Regenerasi bertujuan sebagai wadah evaluasi dari kepengurusan sebelumnya agara tidak terjadi kesalahan yang sama di kepengurusan yang mendatang serta untuk membina calon pengurus agar siap untuk melayani dalam pelayanan mahasiswa dan menyusun program kerja kepengurusan yang akan datang. Pengurus yang terpilih merupakan hasil dari seleksi tim kecil PMK Maleakhi 2019. Sehingga nama-nama yang terpilih merupakan orang yang diyakini siap untuk melakukan pelayanan mahasiswa di kampus FEB-UB.

Kegiatan Camp Regenerasi diikuti oleh  mahasiswa Kristen FEB-UB yang merupakan pengurus sejumlah 30 orang. Adapun Tema dari Camp Regenerasi adalah “Dilayani untuk Melayani”. Bentuk kegiatan Camp Regenarasi akan ada pembekalan dan  penyampaian materi oleh pemateri dengan firman terkait bagaimana menjadi Pengurus PMK Maleakhi yang bertanggung jawab serta menjadikan kepengurusan ini sebagai pelayanan mahasiswa. Kegiatan Camp Regenerasi akan ada evaluasi kinerja kepengurusan sebelumnya dan penyusunan program kerja baru Kepengurusan yang baru untuk dijalankan selama satu tahun ke depan.

 

Target kegiatan Camp Regenerasi adalah membentuk dan menghasilkan pengurus agar memiliki motivasi yang benar dalam melayani Tuhan. Diharapkan dengan adanya acara ini apa yang menjadi target kegiatan dapat tercapai serta adanya kerjasama yang baik oleh pengurus lama dan Pengurus baru. Tuhan Memberkati.

 

BERITA ACARA PROGRAM KERJA LATIHAN RUTIN EBBRAU

$
0
0

Salah satu faktor yang mendasari sebuah tim atau seorang pemain basket
untuk mencapai prestasi dan permainan yang baik tentunya tidak lepas dari faktor
latihan yang intensif. Latihan intensif ini membantu para pemain untuk
mendapatkan kemampuan teknik dan mental yang baik serta membantu sebuah
tim untuk menampilkan permainan yang kompak, atraktif dan juga membantu
memudahkan sebuah tim meraih prestasi yang membanggakan. Oleh karena itulah
Economics Basketers of Brawijaya University (EBBraU) mempunyai kegiatan
wajib yaitu “Kegiatan Latihan Rutin 2 Economics Basketball of Brawijaya
University ” sebuah kegiatan latihan rutin yang berlangsung selama kurang lebih
4 bulan mulai dari 19 Agustus – 6 Desember 2019 .
Tempat di adakannya latihan rutin ini berletak di Lapangan Basket
Widyagama. Lapangan Basket Mardiwiyata dan Lapangan Basket Champion
Tidar. Ebbrau juga memutuskan untuk melaksanakan kegiatan ini secara rutin
pada hari selasa, kamis, dan hari minggu di tempat yang telah di sepakati
sebelumnya. Alokasi waktu kegiatan ini dapat di perkirakan sekitar 2-3 jam setiap
latihannya yang di fungsikan untuk pemantapan teknik yang di berikan pelatih
untuk tim putra dan putri Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Ebbrau sebagai salah satu Lembaga Semi Otonom dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya yang sering mengirimkan delegasi baik tingkat kota
hingga nasional. Kegiatan ini juga di laksanakan sebagai persiapan dari kegiatan
delegasi yang akan mewakili dan membawa nama Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya. Dengan adanya kegiatan ini di harapkan para pemain dapat
meningkatkan teknik dalam permainan bola basket dan mempererat rasa
kekeluargaan antar pemain, tak lupa juga untuk meningkatkan prestasi yang lebih
baik dari prestasi yang telah di dapatkan sebelumnya.
Pada latihan rutin 2 ini tim basket putra maupun putri mengikuti latihan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya dengan baik dan disiplin.
Dengan mengikuti latihan rutin tim basket putra dan putri mampu mempersiapkan
diri semaksimal mungkin untuk mengikuti event basket nasional dan melatih
kemampuan teknik basket dengan baik sesama tim.

CIES Goes To School “The Rises of Islamic Economic in Indonesia”

$
0
0

Latar Belakang

Meskipun mayoritas penduduk beragama Islam, tidak banyak hukum-hukum Islam yang di berlakukan hanya sebagaian kecil peraturan Islam menjadi salah satu poin dalam undang-undang. Antara lain hukum waris, pernikahan dan jual beli. Salah satu hal yang disayangkan adalah peraturan tentang hukum syari’ah yang berfokus pada ekonomi Islam tidak di gunakan secara luas. Hukum ini bertujuan pada kemaslahatan umat sehingga tidak mengkhususkan diri pada kaum muslim saja, namun menyeluruh pada semua umat manusia.

Goncangan ekonomi dunia sempat membuat Indonesia kelabakan dan beberapa kali mengalami krisis, bahkan menimbulkan kesenjangan tinggi yang bisa dirasakan dampaknya sampai saat ini. Hal ini menunjukkan perlu adanya pembaharuan sistem ekonomi yang mampu menyelesaikan masalah ekonomi di era modern ini.

Sebagai kader-kader ekonom robbani, mulai saat ini semangat Islami harus digalakkan dan dikenalkan  secara luas. Banyak hal yang bisa kita lakukan, mulai dari hal kecil yakni melakukan kebiasaan-kebiasaan yang Islami dan memperdalam wawasan. CIES dalam hal ini lembaga legal di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya menjadi lembaga aktif yang berjuang untuk menegakkan sistem Islam.

Melihat hal demikian maka CIES (Center for Islamic Economic Studies) merencanakan untuk melaksanakan kegiatan CGTS (CIES GOES TO SCHOOL) . CGTS atau CIES go to School adalah sebuah kegiatan Memperkenalkan ekonomi syariah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya serta Prodi Ekonomi Islam pada khususnya kepada pelajar SMA, sehingga pengenalan dasar tentang ekonomi Islam ini mampu menarik minat mereka untuk terus mengembangkan keilmuannya terhadap ekonomi Islam dan diharapkan juga mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para siswa untuk memilih FEB UB sebagai pilihan studi lanjutan nantinya.

                                                               

 

 

Tema Kegiatan

“The Rises of Islamic Economic in Indonesia”

Maksud dan Tujuan

Kami bertujuan untuk memberikan pengenalan dasar tentang ekonomi Islam untuk menarik minat siswa SMA untuk terus mengembangkan keilmuannya terhadap ekonomi Islam dan diharapkan mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para siswa untuk memilih FEB UB sebagai pilihan studi lanjutan nantinya. Materi yang telah disampaikan di dalam CGTS adalah materi-materi yang bertema seputar hakikat ekonomi Islam, keunggulan ekonomi Islam dibandingkan ekonomi konvensional, serta sharing tentang lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Hal ini bertujuan untuk mengarahkan mereka agar memilih PTN yang tepat dan sesuai. Pematerinya merupakan Chairman dan Badan Pengurus Harian CIES yang memiliki pengetahuan yang baik tentang ekonomi Islam dan tentang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

 

Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini telah kami selenggarakan sesuai target yaitu 5 sekolah. Dalam kegiatan ini kami memfokuskan terhadap siswa siswi yang telah menduduki jenjang pendidikan kelas 11 dan 12 SMA. Pertama kami mengunjungi MA Muhammadiyah Plus Malang pada tanggal 18 April 2019. Untuk sekolah kedua kami mengunjungi Al Izzah International Islamic Boarding School pada tanggal 11 Mei 2019. Untuk sekolah ketiga kami mengunjungi SMA Islam Krangploso pada tanggal 14 Agustus 2019. Untuk yang ke-empat kami mengunjungi SMA Islam Malang pada tanggal 19 September 2019. Untuk yang ke-lima kami mengunjungi Ar-Rahmah Malang pada tanggal 17 Oktober 2019.

 

 

 

 

Susunan Acara

Jam Kegiatan
07.30-08.00 Persiapan Panitia
08.00-08.45 Mobilisasi dan Pemberangkatan
08.45-09.15 Persiapan di Tempat Kegiatan
09.15-10.00 Tilawah, Inspiring Story, Sambutan COC, dan Sambutan Kepala Departemen PR 2019
10.00-11.30 Materi Kajian Ekonomi Islam
11.30-11.45 Penutupan
11.45-12.00 Perjalanan Pulang Panitia

 

Pembangunan dan Kesejahteraan

$
0
0

DI UJUNG periode pertama pemerintahan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan hingga 9,82% dan angka ini merupakan capaian terbaik persentase penduduk miskin berada dalam satu digit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin Indonesia per Maret 2018 adalah 25,95 juta orang.

Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan September 2017, yaitu 26,58 juta orang (10,12%). Sayangnya pencapaian “satu digit” angka kemiskinan tersebut masih jauh, berbanding terbalik dengan angka kemiskinan di Aceh sebagai daerah yang kaya sumber daya alam, yang menyentuh angka 15,68% atau jauh di atas rata-rata nasional yang hanya sekitar 9%.

BPS menyebutkan bahwa Aceh masih berada pada posisi pertama penduduk miskin di Pulau Sumatera, yakni sebesar 831.500 penduduk (2018) dan posisi keenam untuk seluruh Indonesia setelah Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Gorontalo. Setidaknya terdapat tiga wilayah kabupaten yang menjadi kantong kemiskinan Aceh, yakni Aceh Singkil sebesar 22,11%, Gayo Lues 21,97%, dan Pidie Jaya 21,82%.

Menariknya, dilihat dari hasil survei Indeks Kebahagiaan 2017 yang dirilis BPS, empat provinsi dari wilayah termiskin di Indonesia, yang salah satunya Aceh, justru memiliki Indeks Kebahagiaan yang cukup tinggi sebesar 71,96. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata Indeks Kebahagiaan Indonesia yang sebesar 70,69. Angka Indeks Kebahagiaan Provinsi Aceh juga berhasil mengalahkan Provinsi DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Riau, dan Banten yang termasuk dalam provinsi dengan angka kemiskinan terendah (BPS, 2018).

Literatur sejarah Aceh menyebutkan bahwa Aceh merupakan provinsi dengan modal sosial yang hebat, terutama dalam bidang adat istiadat, pendidikan, dan agama. Modal sosial ini juga yang membedakan Aceh dengan daerah lain di Indonesia. Adapun beberapa unsur pokok dari modal sosial yang menonjol pada masyarakat Aceh adalah hubungan timbal balik (reciprocity), kepercayaan (trust), norma-norma sosial, nilai-nilai yang tertanam dalam masyarakat, dan tindakan yang proaktif.

Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan
Sustainable Development Solutions Network (SDSN) melalui World Happiness Report (WHR) 2017 menobatkan Norwegia sebagai negara paling bahagia di dunia dengan skor Gross National Happiness (GNH) sebesar 7,537 (skala 0–10). Selanjutnya negara lain yang termasuk ke dalam 10 besar pemilik GNH tertinggi setelah Norwegia adalah Denmark, Islandia, Swiss, Finlandia, Belanda, Kanada, Selandia Baru, Swedia, dan Australia.

GNH merupakan pendekatan pengukuran ekonomi yang tidak hanya menggunakan angka GDP per kapita (per kepala penduduk), tetapi juga mengukur angka harapan hidup, dukungan sosial, tingkat kepercayaan (diukur melalui indeks kebebasan korupsi), tingkat kepedulian sosial (diukur dari persentase donasi), serta kebebasan menentukan pilihan hidup.

Berdasarkan data WHR 2017, Indonesia menempati peringkat ke-82 dunia berdasarkan skor GNH. Angka tersebut sedikit berada di bawah China yang menduduki peringkat ke-80 dunia.

Beberapa kondisi sosial politik yang belum stabil, teror yang merebak luas di tengah masyarakat, masih banyaknya korupsi para petinggi negara, keadilan yang tumpul di atas tajam di bawah, kondisi ketimpangan antarmasyarakat dalam hal kesejahteraan, kemiskinan yang meluas, dan harapan pesimistis dari masyarakat terhadap masa depan Indonesia yang lebih baik menjadi beberapa faktor yang cukup mengurangi kebahagiaan hidup penduduk Indonesia.

Belajar dari Bhutan, sebagai salah satu negara yang paling bahagia di dunia dan telah menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mereka memakai konsepsi pembangunan dengan pendekatan holistik dalam mencapai kemajuan bangsa, untuk tidak sekadar mengadakan pembangunan secara fisik, tetapi juga mengedepankan pembangunan manusia, sosial, dan lingkungan. Hal itu telah berhasil membantu Bhutan menjadi negara yang penduduknya memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi.

Standar Pelayanan Minimum (SPM)
Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 264 juta jiwa dan diproyeksikan akan terus meningkat hingga menjadi 318 juta jiwa pada tahun 2045. Jumlah yang besar secara kuantitas ini merupakan modal dasar yang besar bagi pembangunan Indonesia di masa mendatang. Di sisi lain besarnya kuantitas tersebut juga dapat menjadi permasalahan besar manakala tidak diimbangi dengan kualitas penduduk yang baik.

Selama periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi, pembangunan lebih difokuskan pada infrastruktur. Jalan tol, waduk, bandara, pelabuhan begitu masif dibangun di berbagai wilayah di Indonesia.

Kini di periode kedua Presiden Jokowi menekankan diri pada pembangunan manusia dengan semangat yang sama besar seperti pada periode pertama saat membangun infrastruktur. Presiden Jokowi sangat yakin bahwa dengan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik, kesejahteraan masyarakat lebih mudah dicapai.

Teori welfare state secara jelas menyebutkan bahwa negara melalui pemerintahannya akan menjamin terselenggaranya kesejahteraan rakyat, salah satunya melalui penyediaan pelayanan dasar yang merata di seluruh negeri. Di Indonesia, interpretasi dari pelayanan sosial yang baik ialah melalui Standar Pelayanan Minimal (SPM).

SPM merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu dasar pelayanan yang merupakan urusan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Meskipun Indonesia telah memiliki SPM, hingga kini kualitas pelayanan dasar yang ada belum merata. Padahal hal ini sangat krusial bagi produktivitas ekonomi dan kesejahteraan sosial penduduk.

Di bidang pendidikan, misalnya, standardisasi pelayanan pendidikan di Indonesia belum merata. Hal itu tecermin melalui angka buta huruf yang masih tergolong tinggi di beberapa wilayah.

Menurut data BPS (2018), terdapat enam provinsi di Indonesia dengan angka buta aksara lebih dari 4%. Daerah tersebut ialah Provinsi Papua (22,88%), Nusa Tenggara Barat (7,51%), Nusa Tenggara Timur (5,24%), Sulawesi Barat (4,64%), Sulawesi Selatan (4,63%), dan Kalimantan Barat (4,21%).

Mengingat keragaman Indonesia yang sangat besar tersebut, pembangunan tidak harus dipaksakan menjadi daerah kota semua, misalnya tidak harus seperti Surabaya atau Jakarta. Kota-kota kecil lain seperti Trenggalek, Tulungagung, Madiun, Ngawi, tentu dengan kekhasannya, pasti juga mampu membahagiakan penduduknya.Di luar itu penyediaan layanan dasar dengan kualitas yang sama (sesuai dengan SPM) di seluruh wilayah Indonesia merupakan syarat wajib untuk membawa Indonesia menuju pada negara kesejahteraan dengan keragaman.

Candra Fajri Ananda
Guru Besar dan Dosen FEB Universitas Brawijaya

Kuliah Tamu The Institute of Chartered Accountants in England and Waves (ICAEW)

$
0
0

MALANG – Kamis (28/11/2019) telah berlangsung acara Kuliah Tamu dari The Institue of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) di Ruang Seminar BRI Gedung Utama lantai 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Kuliah tamu ini dihadiri oleh Mark Billington BFP FCA (Regional Director, Greater China & South East Asia at ICAEW), Retty Setiawan (Head of Indonesia at ICAEW), dosen jurusan Akuntansi FEB UB, dan mahasiswa jurusan Akuntansi FEB UB.

ICAEW adalah lembaga sertifikasi profesi akuntan internasional yang berbasis di Inggris. Dalam kesempatan ini, Mark Billington BFP FCA memaparkkan materi tentang “ICAEW ACA Experience the Unexpected: Creating Leaders in Accountancy, Finance and Business”.

Pada kuliah tamu ini, terdapat penandatanganan kerjasama antara ICAEW, yang diwakili oleh Mark Billington BFP FCA dan JAFEB UB yang diwakili oleh Nur Kholis, SE., M.Buss.(Acc)., Ak., Ph.D. Kerjasama ini bergerak di bidang akademik, khususnya terkait perolehan sertifikasi professional untuk mahasiswa S1 yang belum lulus.


Tim FEB UB Presentasikan Karyanya dalam Ajang Konferensi Internasional di Malaysia

$
0
0

Pada Sabtu (23/11/2019), 4 mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) yang terdiri dari Arif Rosyidi (Ilmu Ekonomi 2016), Arie Aviana (Akuntansi 2016), Nadeya Anggraeni Mulianingtyas (Akuntansi 2016), dan Anastasia Putri Lestari (Akuntansi 2016) berpartisipasi dalam acara Kuala Lumpur International Multidisciplinary Academic Conference (KLIMAC 2019). Acara tersebut diselenggarakan di Hotel Istana, Kuala Lumpur, Malaysia. Tim dari FEB UB terdiri dari Arif Rosyidi (Ilmu Ekonomi 2016), Arie Aviana (Akuntansi 2016), Nadeya Anggraeni Mulianingtyas (Akuntansi 2016), dan Anastasia Putri Lestari (Akuntansi 2016).

Laki-laki yang kerap disapa Arif menceritakan bahwa timnya membuat karya ilmiah dengan judul “Malang Creationomics: Optimization of Creative Resources and Local Wisdom Development In The Greater Malang With Digital-Based To Realize 2030s SDGs” yang memfokuskan ekonomi kreatif di Malang Raya sebagai topik utama.
Arif dan tim mengikuti kegiatan ini untuk meperkaya pengalaman serta menambah ilmu dari pengalaman di luar kegiatan kuliah dan untuk merasakan berkontribusi diacara tingkat internasional.

Rangkaian acara KLIMAC 2019 dimulai dari sesi keynote speech yang diikuti oleh pengumuman karya terbaik (best paper). Setelah pengumuman pemenang, acara dilanjutkan dengan tea-break yang digunakan untuk menyapa dan bertukar pikiran dengan peserta lainnya. Acara utama, yakni presentasi oleh masing-masing peserta dibagi menjadi 4 sesi dan tim dari FEB UB mendapatkan nomor urut ke-2 untuk tampil di sesi pertama.

Walau tidak berhasil meraih penghargaan best paper, tim FEB UB merasa bahwa berpartisipasi dalam acara KLIMAC 2019 sudah memberikan banyak pengalaman dan pelajaran untuk mereka, dan diharapkan untuk delegasi-delegasi yang akan datang mampu bersaing lebih baik lagi untuk berprestasi di tingkat internasional.

Kuliah Tamu Dari Perum Pegadaian Jakarta Di Fakultas Ekonomi

$
0
0

Perum Pegadaian Jakarta memberikan kuliah tamu yang dislenggarakan di Aula Gedung F lantai 7 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Kuliah tamu yang dihadiri sekitar 250 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi ini dimulai pada pukul 11.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Acara Kuliah Tamu ini dibuka secara langsung oleh Gugus Irianto, SE., MSA., PhD., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Pada sambutanya beliau menjelaskan bahwa kerjasama yang terjalin antara Universitas Brawijaya dengan Perum Pegadaian Jakarta ini telah ada sejak tahun 1997. Acara yang menghadirkan Dr. Khusnul Azhar, SE., MA sebagai moderator dan Ir. Wasis Djuhar, MM selaku Direktur Utama Pengembangan Usaha Perum Pegadaian Jakarta sebagai pemateri ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa tetapi juga dosen dari Fakultas Ekonomi seperti Nanang Suryadi SE., MM, Astrid Puspaningrum, SE., MM, Djoko Soetjiptadi, SE., MS, dan Dimas Hendrawan, SE., MM.

Pada materi yang diberikan oleh Ir. Wasis Djuhar, MM menjelaskan tentang gambaran umum mengenai peran, fungsi dan manfaat dari adanya lembaga seperti Pegadaian. Beliau juga menjelaskan tentang kegiatan dan sistem yang digunakan dalam Perum Pegadaian mulai dari pengkreditan, tata aturan pengembalian modal yang berbeda dengan lembaga keuangan lain dan juga mengenai barang-barang yang digadaikan yang dimana kini hampir sekitar 90 persen berupa logam mulia emas.

Untuk sasaran dari Perum Pegadaian sendiri pada mulanya mengacu untuk golongan menengah kebawah yang dimana disesuaikan dengan harapan dari pemerintah, tetapi kini Perum Pegadaian mencoba untuk mengembangkan sasaran tersebut pada golongan menengah keatas juga karena Perum Pegadaian juga merupakan salah satu lembaga BUMN yang telah dipercaya oleh pemerintah. Acara yang dilanjutkan dengan sesi sharing tanya jawab dengan peserta kuliah tamu ini sekaligus menutup seluruh rangkaian acara kuliah tamu yang telah dislenggarakan oleh Pihak Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

(Nug/Lut/Yb)

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Antara Universitas Brawijaya Dengan Perum Pegadaian Jakarta

$
0
0

Selasa (22/02), bertempat di ruang jamuan lantai 6 gedung Rektorat Universitas Brawijaya telah diselenggarakan penandatanganan piagam kesepahaman bersama antara Universitas Brawijaya dengan Perum Pegadaian Jakarta. Acara yang dihadiri oleh seluruh pimpinan Universitas dan Fakultas di Universitas Brawijaya beserta perwakilan dari Perum Pegadaian Jakarta ini dimulai pada pukul 10.00 WIB.

Piagam kesepahaman bersama ini merupakan sebuah bentuk perjanjian kerjasama yang akan dijalin antara Universitas Brawijaya dengan Perum Pegadaian Jakarta. Adapun susunan acara yang dilaksanakan pada penandatanganan piagam kesepahaman bersama antara Universitas Brawijaya dengan Perum Pegadaian Jakarta ini diantaranya adalah:

  1. Sambutan dari Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito selaku Rektor Universitas Brawijaya.

  2. Sambutan dari Pihak Perum Pegadaian Jakarta yang diwakili oleh Ir. Wasis Djuhar, MM selaku Direktur Utama Pengembangan Usaha Perum Pegadaian.

  3. Penandatangan Perjanjian Kerjasama atau yang disebut dengan Piagam Kesepahaman Bersama oleh Rektor Universitas Brawijaya dan Perwakilan dari Perum Pegadaian Jakarta.

  4. Penyerahan cinderamata dari Universitas Brawijaya dan Perum Pegadaian Jakarta.

  5. Do’a penutup.

  6. Pengabadian moment dengan foto bersama.

Pada kesempatan yang diberikan oleh Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito melalui sambutannya, beliau mengungkapkan harapan dengan terjalinnya hubungan kerjasama ini agar kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan Perum Pegadaian Jakarta bisa untuk saling menguntungkan dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Selanjutnya pada sambutan dari Pihak Perum Pegadaian Jakarta yang diwakili oleh Ir. Wasis Djuhar, MM yang pertama adalah permohonan maaf atas ketidak hadirannya Direktur Utama Perum Pegadaian Jakarta yaitu Budianto, SE., MM karena harus bertemu Bapak Presiden. Yang ke dua beliau menerangkan bahwa sebenarnya kerjasama antara Universitas brawijaya dengan Perum Pegadaian ini telah terjalin cukup lama, oleh karena itu kini kerjasama yang telah terjalin lama itu diharapkan bisa untuk dikembangkan melalui program-program CSR yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian Jakarta yang diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat untuk berwirausaha. Dan yang terakhir diungkapkan bahwa kerjasama baru yang ditawarkan ini adalah berkat usulan dan gambaran prospek nilai-nilai yang bermanfaat dari Prof. Dr. Maryunani, SE., MS kepada Perum Pegadaian Jakarta. Oleh karena itu Perum Pegadaian Jakarta mengharapkan adanya bentuk kerjasama lain yang akan muncul antara Universitas brawijaya dengan Perum Pegadaian Jakarta.

Acara yang dilanjutkan dengan Penandatangan Piagam Kesepahaman Bersama oleh Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito dan Perwakilan dari Perum Pegadaian Jakarta yakni Ir. Wasis Djuhar, MM. Yang kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata dan ditutup dengan doa ini diakhiri dengan pengabadian moment melalui foto bersama dengan jajaran Pimpinan Universitas dan seluruh pimpinan fakultas yang ada di Universitas Brawijaya.

(Nug/Lut/Yb)

Up grading PKM-GT oleh LSME Untuk Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

$
0
0

Rabu (16/02), Lingkar Studi Mahasiswa Fakultas Ekonomi (LSME) mengadakan Up grading PKM-GT  (Pekan Pekan Kreativitas Mahasiswa – Gagasan Tertulis). Acara yang merupakan penambahan wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam mengikuti lomba penulisan gagasan secara tertulis ini dilaksanakan di ruang A3 Fakultas Ekonomi tepat pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.

Acara yang diikuti oleh 39 mahasiswa Fakultas Ekonomi ini dihadiri oleh Nanang Suryadi, SE., MM selaku Pembantu Dekan III, dan juga Asfi Manzilati, SE., ME sebagai pembicara dalam pemberian Upgrading PKM-GT beserta Arga Ardi yuwono (Manajemen/07) peraih award young change makers oleh LSM Internasional Ashoka dan peraih medali emas PKM-GT 2010 sebagai senior yang akan memberikan tips sukses dalam mengikuti lomba karya tulis ilmiah antar mahasiswa.

Pada pokok bahasan pertama yang dibawakan oleh Asfi Manzilati, SE., ME mengulas tentang kunci sukses dalam mengikuti lomba karya tulis mulai dari proses penggalian ide, pembuatan gagasan tertulis hingga tata cara penyampaian dalam presentasi dan menghadapi dewan juri. Acara yang dilanjutkan dengan sharing tanya jawab dari peserta Up grading kepada pemateri terlihat bahwa banyak terjadi kesulitan disaat menyampaikan gagasan tertulis dalam presentasi dan menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri.

Rangkaian acara yang kemudian dilanjutkan dengan sharing pengalaman saat mengikuti perlombaan karya tulis mahasiswa yang dibawakan oleh Arga Ardi Yuwono ini mengungkap bahwa ada tiga hal yang menjadi kunci keberhasilan dalam penulisan gagasan tertulis yaitu:

  1. Pada pencarian gagasan atau ide sebaiknya melihat permasalah yang ada terlebih dahulu barulah ide atau gagasan yang didapatkan tersebut mampu untuk menjadi solusi dari permasalahan yang menjadi latar belakang.
  2. Berpikir idealis sehingga gagasan secara tertulis tesebut mampu untuk diimplementasikan pada kehidupan secara nyata.
  3. Dan yang terakhir adalah memanfaatkan peran sebagai seorang mahasiswa yang dimana mahasiswa adalah agent change the world.

Untuk memberikan nilai lebih pada gagasan tertulis yang dibuat, hal yang perlu untuk diperhatikan adalah judul dan tampilan gagasan tertulis. Karena dengan judul yang unik dan menarik maka akan menimbulkan rasa penasaran bagi orang lain untuk membaca gagasan tertulis tersebut, dan jika dilengkapi tampilan yang menarik maka gagasan tertulis tersebut akan lebih mudah untuk dipahami dan diingat.

Harapan dengan diselenggarakannya Up-grading PKM-GT ini adalah “Agar karya ilmiah mahasiswa Fakultas Ekonomi benar-benar dalam keadaan matang untuk mengikuti lomba karya tulis yang ada, jadi tidak dalam keadaan mentah saat mengikuti lomba” ungkap Ridwan Prasetya (Akuntasi/08) selaku Ketua LSME.

(Nug/Yb)

Job FAIR 2011

$
0
0

Job Placement Center Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya (JPC FE UB), kembali mengadakan Job Fair. Sejak pagi, Acara yang dilaksanakan di Basement Gedung E Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya dipenuhi oleh ratusan pencari kerja yang mencoba peruntungan dengan mengikuti bursa kerja yang diselenggarakan oleh JPC FE UB.

Job Fair yang dilaksanakan selama dua (2) hari, yaitu hari Jumat  dan hari Sabtu (11-12/02) ini diikuti lebih dari 27 perusahaan. Job Fair yang mulai dibuka pada pukul 09.00 sampai 17.00 WIB ini dihadiri oleh sejumlah lulusan mahasiswa baik dari Universitas Brawijaya sendiri maupun Universitas Negeri dan Swasta lain yang ada di Kota Malang.

Sejak empat tahun terakhir, JPC FE UB secara rutin mengadakan bursa kerja. Bursa kerja yang merupakan program kerja dari JPC FE UB yang bertujuan untuk memfasilitasi informasi kerja bagi alumni FE UB dan masyarakat umum. Diawal tahun ini, JPC FEUB mengadakan  “Job Fair 2011” yang diikuti oleh lebih dari 27 perusahaan ternama, yang diantaranya adalah:
1.    RGE
2.    April
3.    Sampoerna
4.    Wilmar
5.    Imdobatt
6.    Danamon
7.    Indofood
8.    Bogasari
9.    CIMB Niaga
10.    BFI Finance
11.    Asian Agri
12.    Mpm motor
13.    BCA Finance
14.    Aria Group
15.    Bumitama Guna Jaya
16.    Agro
17.    NSS
18.    Tigaraksa Satria
19.    Kawan Lama
20.    Absolute
21.    Surabaya Autocomp
22.    Ims
23.    Landson Pt Pertiwi Agung Pharmaceutical Industry
24.    Megacentral Finance
25.    Smart agribusiness and Food
26.    Oto Kredit Motor
27.    Agung Podomoro

JPC FE UB Bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan terkemuka dan turut memberikan pelatihan siap kerja, dan diantara perusahaan-perusahaan yang turut bekerjasama dalam pelaksanaan Job Fair ini diantaranya adalah: Jobstreet.com, MAXI Organizer, Soyjoy, Paramex dan Mpm motor. JPC FE UB berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat.(pencari kerja) dan khususnya kepada mahasiswa/ alumni FEUB.

(Nug/YB)

Kunjungan Universitas Prof. Dr. Moestopo Ke Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

$
0
0

Selasa (1/2), Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya kedatangan rombongan dari Fakultas Ekonomi Universitas Prof. Dr. Moestopo Jakarta. Acara studi banding yang diikuti sebanyak 26 mahasiswa dan 2 orang dosen pendamping dari Fakultas EKonomi Universitas Prof. Dr. Moestopo ini dilaksanakan pada pukul 09.00 di ruang sidang utama Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Acara studi banding yang diterima secara langsung oleh pihak Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya melalui Dimas Hendrawan, SE., MM selaku staff PD III ini dihadiri oleh tiga perwakilan dari Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya lain yang diantaranya adalah Misbahuddin Azzuhri, SE., MM, M. Khoiru Rusydi, SE., M.Ak. Ak, dan Ferry Odi Agam selaku Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi. Dalam sambutannya Dimas Hendrawan, SE., MM memberikan ucapan selamat datang kepada rombongan Universitas Prof. Dr. Moestopo dan merasa senang sekali  karena selain dapat untuk menjalin hubungan yang baik juga mampu untuk memberikan manfaat yang positif bagi kemajuan Fakultas Ekonomi antar kedua universitas baik Universitas Brawijaya dan Universitas Prof. Dr. Moestopo.

Acara yang dilanjutkan dengan pengenalan mengenai Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang dibawakan oleh Misbahuddin Azzuhri, SE., MM, M. Khoiru Rusydi, SE., M.Ak. Ak terbagi atas beberapa sub. Bagian yang diantaranya:

  1. Pengenalan jajaran pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya,
  2. Sistem pembelajaran yang menggunakan SKS dan diprogram secara online melalui sistem informasi akademik (SISKA),
  3. Pelayanan bagi mahasiswa yang diantaranya adalah pemberian test toefl gratis bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi, fasilitas yang serba online, serta hot spot area yang tidak dikenakan biaya sedikitpun,
  4. Acara-acara yang diselenggarakan oleh pihak Fakultas yang bertujuan untuk mempermudah akses bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi baik yang sedang menempuh masa studinya maupun yang telah lulus yakni dengan diselenggarakannya Job Fair, Treasure Study maupun acara lainnya yang berbentuk seminar,
  5. Dan yang terakhir adalah macam-macam program studi serta minat konsentrasi yang dimiliki setiap jurusan di Fakultas Ekonomi mulai dari Jurusan Ilmu Ekonomi, Jurusan Akuntansi dan Jurusan Manajemen.

Untuk mengenai Lembaga Organisasi yang ada di Fakultas Ekonomi dijelaskan oleh Ferry Odi Agam yang dimana pada kesempatan yang diberikan Ferry mengungkapkan bahwa di Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya terdapat 12 lembaga otonom yang posisinya sejajar dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi seperti EGO, RDC, Lembaga Pers Mahasiswa Indikator dan yang lainnya. Untuk lembaga semi otonom yang keberadaannya masih merupakan tanggung jawab dari Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi yang diantaranya adalah Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Ekonomi, HMJ Akuntansi dan HMJ Manajemen.

Dalam melaksanakan kegiatannya lembaga organisasi diatas mendapatkan dana pelaksanaan dari DPP dan IKOMA.dari pihak Fakultas. Untuk kegiatan bakti sosial dan pengabdian bagi masyarakat setiap lembaga organisasi baik lembaga organisasi otonom maupun semi otonom memiliki acara tersendiri, yang dimana untuk Lembaga Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa memiliki acara sharing dan pemberian pelatihan ketrampilan untuk anak-anak jalanan, serta acara kepedulian mahasiswa untuk korban bencana alam.

Acara yang ditutup dengan serah terima cinderamata sebagai kenang-kenangan ini dilanjutkan dengan berkeliling untuk mengenalkan lebih nyata tentang kehidupan mahasiswa Fakultas Ekonomi di kampus. Maksud dan tujuan kunjungan dari Fakultas Ekonomi Universitas Prof. Dr. Moestopo ke Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ialah agar baik Universitas Prof. Dr. Moestopo dan Universitas Brawijaya dapat untuk saling belajar mengenai sistem dan pelayanan mahasiswa serta juga dalam kehidupan berorganisasi pada mahasiswa agar mampu untuk mencetak lulusan-lulusan terbaik yang mampu untuk bersaing di dunia kerja maupun dunia global.

(Nug/YB)

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Memberikan Sosialisasi Mengenai Fakultas Pada Try Out UAN Electric

$
0
0

Minggu (30/01), Sejumlah perwakilan mahasiswa dari masing-masing jurusan di Fakultas Ekonomi berkumpul di basement gedung E Fakultas Ekonomi untuk memberikan sosialisasi mengenai Fakultas Ekonomi serta jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi kepada para peserta Try Out Ujian Akhir Nasional Electric yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

Acara yang dimulai pada pukul 10.30 WIB ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi yakni Ferry Odi Ogam (Akuntansi/2008). Dalam sambutannya Ferry mengenalkan gambaran secara umum mengenai sistem belajar serta sarana dan prasarana yang ada di Fakultas Ekonomi. Acara selanjutnya yakni sosialisasi jurusan yang dibawakan oleh perwakilan mahasiswa dari masing-masing jurusan di Fakultas Ekonomi ini diawali dengan sosialisasi dari jurusan Akuntansi, kemudian dari jurusan Manajemen, dan diakhiri dengan sosialisasi dari jurusan Ilmu Ekonomi.

Dalam sosialisasi yang diberikan pada peserta try out UAN Electric ini berlangsung sangat menarik karena para peserta terlihat sangat antusias untuk mengenal lebih dalam mengenai Fakultas Ekonomi dan prospek kerja yang dimiliki oleh lulusan Fakultas Ekonomi. Hal ini dilihat dari banyaknya peserta yang hadir serta memberikan pertanyaan pada setiap mahasiswa yang memberikan sosialisasi mengenai jurusannya masing-masing.

Acara yang merupakan bentuk kerjasama antara Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa  Fakultas Teknik ini ditutup dengan pengenalan fasilitas dan gedung milik Fakultas Ekonomi. “Dengan adanya acara kerjasama seperti ini diharapkan selain dapat untuk menyambung tali silaturahmi antar mahasiswa Fakultas Ekonomi dengan Fakultas Teknik juga dapat memberikan wawasan bagi peserta try out agar memiliki gambaran kedepannya dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi” Ungkap Stevanus selaku coordinator sosialisasi untuk Fakultas Ekonomi.

(Nug/Yb)


LSME Kunjungi PT. Amerta Indah Otsuka, Pasuruan

$
0
0

 Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi (LSME) di setiap periodenya menggelar kegiatan kunjungan ke perusahaan-perusahaan guna menambah wawasan dan pengetahuan para aggotanya. Kali ini, PT. Amerta Indah Otsuka menjadi tujuan Company Visit dari Lembaga Otonom yang mengkhususkan cakupannya pada bidang penulisan karya ini.

Selasa, (18/01), sekitar 50 anggota LSME berangkat menuju perusahaan yang memproduksi pocary sweat dan soyjoy tersebut. Sebelumnya, para peserta terlebih dahulu mengunjungi Kebun Raya Purwodadi.

Sesampainya di perusahaan yang berlokasi di Kejayan, Pasuruan tersebut, para peserta  memperoleh pengarahan dan presentasi dari pihak PT. Amerta Indah Otsuka seputar proses produksi, proses pemasaran, struktur organisasi perusahaan, hingga diagram penjualan dari tahun ke tahun. Dalam sesi ini,para peserta dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan seputar perusahaan. Di akhir sesi, para peserta diajak untuk melihat langsung proses produksi yang berlangsung di pabrik PT. Amerta Indah Otsuka.

Acara pada hari itu ditutup dengan kunjungan ke tempat tujuan terakhir yaitu pusat oleh-oleh khas Malang, Bakpao Telo.

Penyerapan belum ada perubahan

$
0
0

Penyerapan anggaran negara dinilai masih lamban, belum ada perubahan pola. Untuk mengubah pola tersebut, dibutuhkan langkah yang bersifat radikal. Hal tersebut ditegaskan oleh pengamat ekonomi Indef, Ahmad Erani Yustika, di Jakarta, Selasa (22/6). “Penyerapan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang lamban adalah penyakit yang menahun. Dari dulu pola penyerapan anggaran memang seperti itu,” kata dia.
Per 15 Juni, realisasi belanja negara tercatat 326,3 triliun rupiah (28,9 persen). Tidak meningkat signifikan dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun lalu yang mencapai 319,1 triliun rupiah (31,9 persen). Bahkan, terdapat kelemahan dalam penyerapan anggaran tahun ini, yaitu belanja modal yang menurun. Per 15 Juni, penyerapan belanja modal tercatat 14,4 triliun rupiah (16,4 persen), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 16,6 triliun rupiah (22,6 persen). Belanja modal, seperti pembangunan infrastruktur, merupakan komponen penting dalam APBN karena memiliki dampak turunan (multiplier effect) yang besar. “Berbagai kalangan sudah banyak menyampaikan ide kepada pemerintah. Akan tetapi, sampai sekarang belum ada perubahan,” ujar Erani. Pergantian pemeriniah-an, tambah Erani, ternyata tidak menjamin perbaikan kinerja anggaran negara. “Jadi bukan soal kabinet baru atau lama, tetapi manajemen penyerapananggaran yang buruk,” tegas dia.

Final Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa

$
0
0

Dewan Juri Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa (Katulistiwa) tingkat Nasional 2010 telah mengumumkan 3 Juara dalam Kompetisi Katulistiwa 2010. Kompetisi yang diikuti oleh mahasiswa se-Indonesia tersebut diselenggarakan oleh Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi (LSME) yang merupakan salah satu Lembaga Otonom di Fakultas Ekonomi.

Kompetisi ini melibatkan seluruh anggota LSME dalam kepanitian khususnya mahasiswa baru angkatan 2009. Kompetisi diselenggarakan dengan misi menciptakan suasana dan iklim ilmiah dengan berpijak pada nilai-nilai intelektual, religius, pengabdian dan kekeluargaan. Dari 162 judul karya tulis yang masuk, ditetapkan15  judul yang berhak masuk final Kompetisi Katulistiwa 2010. Seluruh Tim yang berhasil lolos sebagai finalis diundang untuk mempresentasikan karya tulisnya di Gedung PPI Universitas Brawijaya pada tanggal 15 Mei 2010, setelah sebelumnya wajib mengikuti Technical Meeting pada tanggal 14 Mei 2010. Berikut Daftar tim yang berhasil memperoleh Juara dalam Karya Tulis Khatulistiwa 2010

KKD Angkatan XI

$
0
0

Departemen Keuangan bekerja sama dengan Pusat Kajian Keuangan Negara dan Daerah Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya (FE UB), mengadakan Kursus Keuangan Daerah (KKD) bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) se-Indonesia. Pelatihan tersebut merupakan program kerja dari Direktorat Jendral Pertimbangan Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia yang telah berlangsung sejak tahun 2007. FE UB dipercaya sebagai tuan rumah bagi penyelenggaraan pelatihan tersebut

Polemik Stunting dan Pembangunan

$
0
0

DI balik pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 20 tahun terakhir, masih banyak ditemukan anak kekurangan gizi di berbagai daerah. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pesatnya pertumbuhan ekonomi dan perbaikan pembangunan sektor fisik belum berjalan searah dengan perbaikan gizi masyarakat. Oleh sebab itu tak mengherankan jika kini salah satu prioritas pembangunan kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 adalah perbaikan gizi, termasuk stunting.

Sedikitnya 30% anak balita di Indonesia terancam kondisi stunting yang dapat menghambat pertumbuhan fisik maupun perkembangan kemampuan kognitif dan intelektual anak. Kondisi stunting disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan asupan nutrisi selama 9 bulan saat anak di dalam kandungan ibu atau selama masa pertumbuhan kritis, yaitu 1.000 hari per tama dalam hidup anak. Gawatnya, kekurangan gizi pada masa kanak-kanak berkonsekuensi bukan saja di usia kecil anak, tetapi juga berdampak dalam sepanjang hidupnya.

Hasil penelitian McDonaldCM, dkk (2013) terhadap negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin menunjukkan bahwa tingkat kematian anak yang mengalami stunting dan kekurangan berat badan tiga kali lebih besar ketimbang anak dengan gizi memadai. Pemerintah perlu memberikan perhatian serius terhadap penurunan angka stunting mengingat angka prevalensi stunting Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017, angka pre valensi stunting di Indonesia mencapai 29,6%.
Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20%. Artinya secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis. Stunting merupakan masalah gizi yang paling banyak ditemukan pada anak Indonesia. Indonesia menduduki pringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak berusia di bawah lima tahun tingginya di bawah rata-rata. Meskipun sekarang proporsi stunting atau balita pendek karena kurang gizi kronis turun dari 37,2% (Riskesdas 2013) menjadi 30,8% (Riskesdas 2018), angka prevalensi stunting masih tergolong tinggi.

Melihat gentingnya permasalahan stunting, kini pemerintah telah menjadikan penanggulangan stunting sebagai prioritas nasional. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin telah menetapkan bahwa mengurangi tingginya angka stunting menjadi prioritas utama Presiden sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul. Pilihan ini antara lain diwujudkan dengan menyiapkan anggaran kesehatan 2020 cukup besar: Rp132,2 triliun, hampir dua kali lipat dari 2015. Anggaran ini salah satunya untuk memastikan angka kasus ke kerdilan (stunting) bisa ditekan sesuai target di mana angka stunting menurun 10% dalam lima tahun mendatang.

Stunting dan Kualitas SDM Indonesia

Stunting merupakan persoalan pelik yang bersifat multidimensional. Grantham Mc Gregor dan Baker Henningham (2005) menunjukkan bahwa di banyak negara, stunting juga berkaitan dengan rendahnya kemampuan kognitif anak dan performa mereka di sekolah. Stunting memengaruhi kapasitas belajar pada usia sekolah, nilai dan prestasi sekolah, upah kerja pada saat dewasa, risiko penyakit kronis seperti diabetes, morbiditas dan mortalitas, dan bahkan produktivitas ekonomi. Data IFLS dari 13 provinsi di Indonesia (2018) menunjukkan bahwa hampir setengah (48,6%) dari anak umur 7-8 tahun punya kemampuan kognitif kurang. Bayi umur 0-6 bulan yang pendek dan tetap pendek sampai umur 7-8 tahun berisiko 2,8 kali memiliki kemampuan kognitif kurang dari pada anak yang tidak stunting.

Assessment yang dilakukan pada 2015 oleh OECD PISA (The Organization for Economic Cooperation and Development Programme for International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, mengungkap bahwa Indonesia berada di urutan ke-62 dari 70 negara dengan skor 403. Adapun posisi Singapura, Vietnam, dan Thailand berturut-turut: 1,8, dan 54, dengan skor rata-rata berturut-turut, 556, 525, dan 421.

Pada pertumbuhan penduduk, stunting bisa menurunkan produktivitas SDM. Ini tecermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia di ASEAN masih lebih rendah dari pada Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan setara dengan Vietnam (UNDP, 2018).

Berdasarkan data Human Development Report UNDP 2016, Indonesia memiliki angka IPM yang masih tertinggal jauh bila dibandingkan dengan 4 negara ASEAN lainnya, yakni (5) Singapura (IPM: 0.925); (30) Brunei (IPM: 0.865); (59) Malaysia (IPM: 0.789); (87) Thailand (IPM: 0.740); (113) Indonesia (IPM: 0.689). Ini menunjukkan lambatnya laju peningkatan kualitas pembangunan SDM kita sejak zaman kemerdekaan bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, bahkan dengan negara/negara ASEAN.

Keseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan stunting juga kian dituntut sigap mengingat dampak stunting terhadap perekonomian tidak kecil. Berdasarkan data yang diolah dari laporan World Bank Investing in Early Years Brief, 2016, stunting dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan produktivitas pasar kerja terhambat serta memperburuk kesenjangan/inequality. Catatan Bank Dunia (2016) menyatakan bahwa dalam jangka panjang stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3% dari produk domestik bruto (PDB) per tahun. Jika PDB Indonesia sebesar Rp13.000 triliun, diperkirakan potensi kerugian akibat stunting dapat mencapai Rp260 triliun-390 triliun per tahun.

Ketika dewasa, anak yang mengalami kondisi stunting pun berpeluang mendapatkan penghasilan 20% lebih rendah bila dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami stunting.

Upaya Penurunan Prevalensi Stunting

Berbicara tentang stunting tak lepas dari berbagai perdebatan terkait faktor dominan penyebab stunting. Beberapa pihak menyatakan disebabkan oleh permasalahan ekonomi, selain itu tak sedikit pula yang menyatakan karena permasalahan pendidikan dan kualitas layanan publik. Hingga kini penyebab utama stunting masih menjadi debat publik yang belum usai.

Menurut Tuft (2001) dalam The World Bank (2007), stunting disebabkan tiga faktor, yaitu fak tor individu yang meliputi asupan makanan, berat badan lahir, dan keadaan kesehatan; faktor rumah tangga yang meliputi kualitas dan kuantitas makanan, sumber daya, jumlah dan struktur keluarga, pola asuh, perawatan kesehatan, dan pelayanan; serta faktor lingkungan yang meliputi infrastruktur sosial ekonomi, layanan pendidikan dan layanan kesehatan. Adapun menurut Soetjiningsih (1995), tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Selanjutnya dilihat dari sisi alokasi belanja kesehatan, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp123,1 triliun untuk anggaran sektor kesehatan dalam APBN 2019. Alokasi itu naik Rp1,2 triliun bila dibandingkan dengan RAPBN 2019 atau sebesar 5% dari Belanja APBN.

Anggaran untuk sektor kesehatan ini naik 14,6% bila dibandingkan dengan APBN 2018. Adapun alokasi dari Rp123,1 triliun itu, untuk pemerintah pusat sebesar Rp89,8 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp33,4 triliun. Adapun untuk sasaran target, 24,8% dialokasikan untuk prevalensi stunting. Meskipun setiap tahunnya alokasi belanja kesehatan mengalami peningkatan, hal itu belum diikuti dengan optimalisasi peningkatan kesehatan pada masyarakat, khususnya terkait dengan penurunan angka prevalensi stunting.

Melalui anggaran pemerintah yang cukup besar dan mengingat penurunan angka prevalensi stunting kini menjadi prioritas pembangunan, diharapkan program penurunan angka prevalensi stunting dapat terlaksana tepat sasaran. Berbagai program penurunan angka prevalensi stunting yang telah direncanakan oleh pemerintah pusat harus terintegrasi hingga ke desa mulai dari pembangunan posyandu, penyediaan makanan sehat, pembangunan sanitasi dan air bersih hingga balai pengobatan desa dan lainnya. Selain menggunakan alokasi belanja dana kesehatan, semua itu juga bisa memanfaatkan dana desa.

Terlepas dari alokasi dana desa dan K/L yang disalurkan untuk penanganan stunting, pemerintah sejatinya perlu mengawasi dan memastikan program tersebut sudah tepat sasaran. Sebab persoalan stunting tidak bisa diukur dari satu faktor saja untuk dapat mewujudkan generasi premium Indonesia di masa depan. Semoga.

Candra Fajri Ananda
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Viewing all 811 articles
Browse latest View live